Samarinda, Kaltimetam.id – Suasana di RT 36 Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda mendadak heboh ketika seorang pemuda bernama Agung (21) dilaporkan hilang.
Pemuda asal Sangatta yang baru tiga hari berada di Samarinda itu tak kunjung kembali setelah pamit membeli mie pada Senin (29/09/2025) sekitar pukul 15.30 Wita
Informasi awal yang beredar menyebutkan Agung terlihat berjalan ke arah hutan di sekitar permukiman warga. Hal tersebut memicu kekhawatiran keluarga, yang lantas melaporkan ke grup WhatsApp relawan ITS. Laporan itu segera ditindaklanjuti oleh aparat kepolisian. Satsamapta Polresta Samarinda Beat 7 bersama Ketua RT, relawan, dan warga bergerak cepat menyisir kawasan hutan.
“Sejak pagi kami sudah berada di lokasi bersama masyarakat, relawan, dan ketua RT. Medan cukup terjal dan licin, tapi kami upayakan maksimal karena laporan awal menyebut arah terakhir korban menuju hutan,” jelas Dandru Beat 7 Polresta Samarinda, Aipda Haris Sifrent, Selasa (30/09/2025).
Pencarian sempat dihentikan siang hari untuk istirahat, dengan rencana dilanjutkan sore. Namun, sebelum tim kembali masuk ke area pencarian, muncul kabar baru. Ketua RT 36, Ramli, menerima informasi bahwa Agung sempat mendatangi Polsek Samarinda Seberang. Dari keterangan polisi, pemuda itu menyebut hendak ke Jawa, bahkan sudah diantar oleh anggota Beat 8 menuju Terminal bayangan di Jalan APT Pranoto Samarinda Seberang.
Petugas sempat memberinya bantuan uang Rp50 ribu untuk ongkos perjalanan dan membeli sandal, karena alas kaki Agung tertinggal di rumah. Namun, bukannya berangkat, Agung justru kembali terpantau berada di Polresta Samarinda, tepatnya di area masjid dan kantin.
“Ketika anggota menemukan dan menanyakan identitasnya, segera kami amankan. Dari pakaian dan ciri-cirinya cocok, lalu kami konfirmasi melalui video call dengan ketua RT dan keluarga. Benar itu Agung,” katanya.
Keluarga yang dihubungi membenarkan identitas tersebut. Agung akhirnya dipastikan dalam kondisi sehat dan aman, meski sempat menimbulkan kepanikan warga. Dari keterangan kerabat, Agung memang memiliki kebiasaan berjalan sendiri tanpa memberi tahu keluarga.
Pamannya, Andi Wawa, menuturkan bahwa Agung baru tiba di Samarinda setelah kontrak kerjanya di Sangatta selesai.
“Dia transit di rumah sepupunya sambil menunggu bapaknya datang. Rencananya nanti bersama bapaknya ke Tenggarong untuk pekerjaan baru. Memang anaknya suka jalan sendiri,” singkatnya.
Kasus hilangnya Agung ini sempat menimbulkan kepanikan luas karena warga menduga ia tersesat di hutan. Namun, berkat koordinasi cepat antara aparat, relawan, dan masyarakat, situasi segera teratasi. (SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id