Samarinda, Kaltimetam.id – Inovasi industri bahan bangunan di Kalimantan Timur mencatat babak baru. Produk Unplasticized Polyvinyl Chloride (UPVC) buatan PT Berkat Indohana Lestari (BIL) yang mengusung merek Hana UPVC, berhasil menarik perhatian akademisi nasional. Tak tanggung-tanggung, Guru Besar Ilmu Hidrologi Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB) Malang, Prof. Dr. Ir. Lily Montarcih Limantara, MSc, secara langsung meninjau proses produksi di pabrik UPVC pertama dan terbaik di Kalimantan Timur itu.
Kunjungan tersebut berlangsung di pabrik Hana UPVC, yang berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta Km 19, Desa Batuah, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Dalam kunjungan tersebut, Prof. Lily didampingi sejumlah mahasiswa dan tim ahli tekniknya. Mereka meninjau langsung proses pembuatan berbagai produk berbasis UPVC yang kini menjadi alternatif material bangunan modern pengganti kayu, logam, dan beton.
Salah satu produk yang paling mencuri perhatian dalam kunjungan itu adalah Sheet Pile UPVC, yakni lembaran material yang digunakan sebagai dinding penahan tanah dan air di berbagai proyek pengairan, irigasi, hingga penanggulangan abrasi.
“Produk sheet pile berbahan UPVC ini sangat bermanfaat untuk proyek-proyek teknik sipil, terutama di bidang pengairan dan irigasi. Material ini menawarkan alternatif yang sangat baik menggantikan logam atau beton, karena lebih tahan korosi, ringan, dan memiliki umur pakai yang panjang,” tutur Prof. Lily saat ditemui di sela kegiatan pertemuan bersama jajaran direksi PT BIL di Hotel Hariss Samarinda, Kamis (23/10/2025).
Guru besar yang dikenal aktif meneliti sistem pengairan berkelanjutan itu menilai, kehadiran industri seperti PT BIL di Kalimantan Timur menjadi langkah positif menuju kemandirian industri bahan bangunan nasional.
“Ini bukti nyata bahwa industri daerah mampu menghadirkan inovasi berkualitas tinggi yang ramah lingkungan dan sesuai kebutuhan masa depan,” tambahnya.
Direktur Utama PT Berkat Indohana Lestari, A.M. Renaldi Rafioel, menyambut baik apresiasi yang diberikan kalangan akademisi terhadap hasil produksi perusahaannya. Menurutnya, produk sheet pile hanyalah satu dari sekian banyak inovasi berbahan UPVC yang dikembangkan perusahaan di bawah merek Hana UPVC.
“Selain sheet pile, kami juga memproduksi berbagai kebutuhan konstruksi seperti atap, profil jendela, rangka pintu dan kusen, serta berbagai varian panel berbasis UPVC. Semuanya kami rancang agar tahan lama, tidak berkarat, tahan api, dan ramah lingkungan,” jelas Renaldi.
Ia menegaskan, seluruh produksi PT BIL menggunakan teknologi modern dengan standar kualitas internasional. Hal ini dilakukan agar produk lokal Kalimantan Timur dapat bersaing di pasar nasional bahkan internasional.
“Kami ingin membuktikan bahwa industri dari Kaltim bisa menghasilkan produk unggulan yang tidak kalah dengan pabrikan besar dari Pulau Jawa. Hana UPVC adalah karya anak bangsa yang siap menjadi kebanggaan nasional,” ucapnya.
Salah satu produk unggulan lain yang kini banyak diminati pasar adalah Hana Roof, atap berbahan UPVC yang hadir dalam dua varian, double layer dan single layer. Produk ini dikenal karena ketahanannya terhadap cuaca ekstrem dan efisiensi perawatan.
“Atap Hana Roof kedap suara, anti bocor, tahan korosi, dan tahan api. Kami berani memberi garansi hingga 50 tahun karena daya tahannya sangat tinggi. Selain itu, tampilannya juga elegan dan cocok untuk berbagai jenis bangunan,” jelas Dhaya Bayu, Head Marketing PT BIL.
Dhaya menambahkan, material UPVC terbukti lebih efisien dibandingkan bahan konvensional seperti seng, alumunium, atau kayu. Selain tidak mudah panas, material ini juga tidak menimbulkan suara bising saat hujan, menjadikannya pilihan ideal untuk rumah, perkantoran, hingga gudang industri.
Produk-produk Hana UPVC kini telah beredar luas di sejumlah kota besar di Kalimantan Timur seperti Samarinda, Balikpapan, Kutai Timur, dan Kukar, serta mulai merambah wilayah Sulawesi. PT BIL menargetkan pada akhir tahun depan, produk-produk mereka dapat menguasai pangsa pasar UPVC nasional.
“Kami optimistis karena tren pembangunan ramah lingkungan kini semakin meningkat. Permintaan terhadap bahan bangunan yang tahan cuaca dan hemat energi juga terus naik. Kami ingin menjadikan Hana UPVC sebagai pilihan utama masyarakat Indonesia,” ujar Renaldi.
Selain memperluas jaringan distribusi ke berbagai daerah, PT BIL juga mulai membuka akses pemesanan secara daring melalui kanal digital dan nomor hotline marketing di 0852 9999 2990.
Kehadiran pabrik Hana UPVC di Kutai Kartanegara bukan hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga menandai kemajuan penting dalam upaya industrialisasi hijau di Kalimantan Timur. Melalui teknologi berbasis polimer non-plastik ini, PT BIL turut mendukung agenda pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
“Kami ingin menjadi bagian dari transformasi industri hijau di Kalimantan Timur. Semua produk kami dikembangkan agar kuat, tahan lama, sekaligus membantu mengurangi eksploitasi sumber daya alam seperti kayu dan logam,” pungkasnya. (SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id