Samarinda, Kaltimetam.id – Di tengah menurunnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kucuran dana transfer dari pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) masih berhasil menambah daya APBD Perubahan 2025. Nilainya naik menjadi Rp21,74 triliun dari sebelumnya Rp21 triliun.
Kenaikan itu bukan hasil lonjakan pendapatan rutin, melainkan strategi mengandalkan sisa anggaran tahun lalu. Sekretaris Daerah (Sekda) Kaltim, Sri Wahyuni, menyebut Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) 2024 yang mencapai Rp2,6 triliun menjadi modal penting. Dari jumlah tersebut, Rp1,6 triliun dapat dipakai untuk menopang kebutuhan fiskal tahun ini.
“Memang dari PAD dan transfer pusat ada penurunan. Tetapi secara keseluruhan penerimaan kita tetap naik, karena Silpa tahun lalu cukup besar dan bisa digunakan,” ujar Sri, Senin (15/9/2025).
Sebagian Silpa, kata Sri, memang sudah memiliki label penggunaan, seperti untuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi (DBHDR). Sementara sisanya diarahkan untuk memperkuat belanja daerah.
Perubahan komposisi anggaran itu membuat belanja barang dan jasa melonjak sekitar Rp500 miliar. Namun, Sri menegaskan penambahan ini tidak untuk pembelian fasilitas mewah.
“Belanja barang dan jasa itu luas cakupannya, mulai dari distribusi bantuan, dukungan pelayanan kesehatan, hingga penguatan program perangkat daerah. Tapi bisa saya pastikan, tidak ada pembelian kendaraan dinas,” jelasnya.
Meski belanja barang naik, struktur APBD tetap menjaga rasio belanja pegawai di angka 19 persen. Hal ini dianggap sebagai sinyal konsistensi Pemprov agar fiskal tidak terlalu tertekan kebutuhan rutin. (REE)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id