Tenggarong, Kaltimetam.id – Kue keroncong telah menjadi jajanan khas yang tak terpisahkan dari keindahan kota Raja Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Bagi para wisatawan lokal yang berkunjung ke Tenggarong, rasanya belum lengkap tanpa mencicipi kelezatan kue keroncong ini.
Salah satu pemilik kios Kue Keroncong, Nur Misbah, membagikan pengalamannya dalam menjalankan usaha ini. “Setiap harinya, kami bisa menghabiskan 1 kg kue keroncong. Namun, saat libur, konsumsinya bisa mencapai 2 kilogram. Dulu berjualan dari awal jembatan, sekarang dengan peningkatan omzet, 1 kilogram bisa menghasilkan 350 ribu rupiah, dengan keuntungan bersih sebesar 150 ribu rupiah,” ujar pemilik Otlet Keroncong Icha saat di kunjungi wartawan Kaltimetam.id Kamis (9/5/2024).
Nur Misbah bercerita suka dukanya selama membuka otlet Keroncong Icha sebelum punya tempat menetap adalah berjualan di atas jembatan disamping SPBU Teluk Dalam 2011 lalu, sempat mengalami hambatan ketika dihentikan oleh petugas Satpol PP, dan waktu itu dirinya yang pertama menjual kue keroncong ini, dan sempat berpindah 3 kali dan terakhir adalah tempat saat ini. “Ini yang tempat yang ke tiga, alhamdulillah disini lumayan rame,” ungkapnya.
Namun kini, Nur Misbah tidak sendiri, saat ini banyak orang yang ikut berjualan kue keroncong.
“Sebelum fokus berjualan kue keroncong, kami juga sempat menjual Tahu Tektek,” tambahnya.
Kios Kue Keroncong buka setiap hari mulai jam 11 siang hingga jam 10 malam, namun waktu operasional bisa disesuaikan tergantung ketersediaan stok.
“Terutama saat musim lebaran, pendapatan bisa mencapai hingga 1 juta rupiah per hari, dengan mayoritas pembeli berasal dari Samarinda yang singgah sebelum atau setelah berwisata ke Tenggarong. Jika stok habis, kami menambah produksi. Namun, jika benar-benar kehabisan, baru kami berhenti menambah adonan,” tutupnya Nur Misbah. (adv/disparkukar/hfi)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id