Samarinda, Kaltimetam.id – Serangan buaya di wilayah Kutai Timur kembali menjadi perhatian publik. Dengan wilayah yang didominasi aliran sungai, Kabupaten Kutai Timur sering menghadapi kasus-kasus serangan buaya yang memakan korban jiwa.
Menyikapi hal ini, Anggota DPRD Kaltim, Sulasih, meminta perhatian serius dari masyarakat dan pemerintah untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Menurut Sulasih, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur telah mengambil berbagai langkah antisipasi, seperti sosialisasi dan pemasangan peringatan di area rawan. Namun, upaya tersebut sering kali tidak diindahkan oleh masyarakat.
“Kadang masyarakat terlalu abai, meskipun sudah ada larangan, tetap saja mereka beraktivitas di area berbahaya,” ujarnya, Selasa (19/11/2024).
Ia juga mengungkapkan bahwa ekspansi permukiman ke daerah aliran sungai (DAS) telah memperburuk situasi. Dengan habitat buaya yang semakin terdesak, hewan buas tersebut kerap muncul di pemukiman warga dan jalan raya, meningkatkan risiko bagi masyarakat.
“Buaya sekarang tidak hanya di sungai, tapi sudah mulai terlihat di daratan dekat pemukiman. Ini adalah konsekuensi dari pembangunan yang tidak memperhatikan habitat alami mereka,” tuturnya.
Sulasih menekankan pentingnya peran orang tua dalam menjaga anak-anak mereka agar tidak bermain di sekitar sungai. Pengawasan yang lebih ketat dinilai menjadi langkah preventif yang efektif untuk melindungi kelompok rentan dari ancaman buaya.
“Orang tua harus lebih waspada, terutama terhadap anak-anak. Jangan biarkan mereka bermain di sekitar sungai tanpa pengawasan. Larangan tegas perlu diterapkan agar tidak ada lagi korban jiwa,” tegasnya.
Selain itu, Sulasih juga mengusulkan perlunya kajian lebih lanjut tentang pola migrasi buaya di Kutai Timur. Ia berharap pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan ahli lingkungan untuk memahami perilaku buaya dan menentukan langkah mitigasi yang lebih efektif.
Kasus serangan buaya ini, menurut Sulasih, menjadi pengingat bahwa pembangunan manusia harus berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan. Ia mengingatkan masyarakat untuk mematuhi aturan yang telah dibuat demi keselamatan bersama.
“Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakat. Jika semua pihak bekerja sama, ancaman ini bisa diminimalkan,” jelasmya.
Dengan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan ahli lingkungan, Kutai Timur diharapkan dapat mengurangi risiko serangan buaya, sekaligus menjaga kelestarian ekosistem sungai yang menjadi bagian penting dari wilayah tersebut. (Adv/DPRDKaltim/ICA)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id