Samarinda, Kaltimetam.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya meningkatkan ketahanan daerah dalam menghadapi bencana. Hal ini menyusul prediksi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menyebut Kaltim akan mengalami tingkat kekeringan yang cukup tinggi dalam 10 tahun ke depan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kaltim Agus Tianur melalui Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Tresna Rosano mengatakan, upaya untuk mengurangi risiko kekeringan adalah dengan penguatan kapasitas.
“Upaya untuk mengurangi risiko adalah dengan penguatan kapasitas Pemerintah Daerah, pemangku kepentingan, dan masyarakat dalam menghadapi bencana,” terang Tresna.
Adapun strategi peningkatan ketahanan daerah di Kaltim meliputi: Penguatan kebijakan dan kelembagaan, meliputi kebijakan Perda PB, BPBD, RPB, Forum PB, Tata Ruang Berbasis PB, sementara kelembagaan dari BPBD dan Forum Pengurangan Risiko Benca (F-PRB).
Pengkajian risiko dan perencanaan terpadu, yang meliputi peta risiko dan renacana penanggulangan bencana.
Pengembangan Sistem Informasi, Diklat dan Logistik, yang berkaitan dengan sarana penyampaian, Pusdalops, sosialisasi dan Bulan PRB.
Penanganan tematik kawasan rawan bencana, yang meliputi tata ruang berbasis PB, Sekolah atau Madrasah aman bencana, rumah sakit atau puskesmas aman bencana dan desa tangguh bencana.
Peningkatan efektifitas pencegahan dan mitigasi bencana, yang meliputi gerakan PRB, penegakkan hukum dan restorasi lahan gambut, bangunan tahan gempa, bangunan gelombang ekstrem dan revalitas tanggul/ embung dan taman kota.
Perkuatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana, yang meliputi rencana kontijensi per ancaman, sisitem peringatan dini perancaman, rencana evaluasi perancaman, jalur dan tempat evakuasi sementara.
Pengembangan sistem pemulihan bencana, yang mencakup pelayanan dasar pemerintah, pemulihan infrastruktur penting, perbaikan rumah penduduk dan pemulihan livelihood.
Tresna mengatakan, strategi-strategi tersebut telah diimplementasikan di berbagai daerah di Kaltim. Namun, ia mengakui bahwa masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, terutama dalam hal sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
“Kami terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar mereka memahami dan siap menghadapi bencana,” ujarnya.
Ia juga berharap agar masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya pengurangan risiko bencana. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta menjaga lingkungan agar tetap lestari.
“Masyarakat harus menjadi garda terdepan dalam upaya pengurangan risiko bencana,” pungkasnya.
(adv/bpbdkaltim/alw)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id