Fosil Kayu Terpanjang di Dunia di Desa Purwajaya, Akan Dijadikan Obyek Wisata

Fosil Kayu yang ditemukan di Desa Purwajaya, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, yang sempat viral 2015 lalu. (Foto: Istimewa)

Tenggarong, Kaltimetam.id – Desa Purwajaya, yang terletak di Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, yang sempat menjadi sorotan publik dengan penemuan fosil kayu terpanjang di dunia. Fosil kayu yang memiliki panjang mencapai 28 meter ini telah menjadi perbincangan hangat sejak ditemukan beberapa tahun lalu.

Penemuan ini menjadikan Desa Purwajaya sebagai destinasi wisata potensial, memperkaya atraksi wisata alam yang ada di wilayah tersebut. Meskipun jenis pohon yang diwakili oleh fosil ini masih dalam tahap penelitian lebih lanjut, namun hal ini telah menarik perhatian banyak pihak, termasuk para penggemar batu fosil dan kalangan akademisi.

Kepala Desa Purwajaya, Adi Sucipto, mengungkapkan bahwa penemuan fosil kayu ini telah dilakukan sejak tahun 2001 oleh pemilik lahan, kemudian viral di tahun 2015 saat popularitas batu akik sedang melonjak. Namun, penelitian lebih lanjut mengenai jenis kayu yang terfosilasi masih perlu dilakukan untuk memastikan keasliannya.

“Fosil kayu ini menjadi milik Lembaga Pengrajin Batu Fosil Kalimantan Timur,” tambah Adi Sucipto, pada Sabtu (27/04/2024).

Untuk mendukung proses penelitian dan identifikasi, tim ahli dari berbagai instansi, termasuk Kementerian Kehutanan, Badan Atom Nasional, dan lembaga penelitian dari Institut Teknologi Bandung (ITB), telah dikerahkan. Namun, hingga kini, jenis kayu yang terfosilasi masih menjadi misteri yang perlu dipecahkan.

Fosil ulin Purwajaya berasal dari proses alam selama 5 sampai 12 juta tahun.

“Selain unik, temuan fosil ulin ini dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran kebumian dan pengembangan desa wisata,” ujar

Rencana untuk menjadikan lokasi fosil kayu ini sebagai objek wisata telah menjadi perhatian serius Kades Purwajaya. Potensi minat dari para pecinta fosil, akademisi, dan masyarakat umum diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Desa Purwajaya. Selain itu, pembangunan destinasi wisata ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi ekonomi dan budaya lokal.

“Kami berharap pembangunan tempat wisata ini akan meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat sekitar,” ungkap Adi Sucipto dengan optimisme. (adv/disparkukar/hfi)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id