Samarinda, Kaltimetam.id – Di tengah pesatnya industri pertambangan di Kalimantan Timur, pemerintah provinsi melihat peluang besar dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang selama ini dikelola perusahaan. Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menilai kontribusi CSR berpotensi menjadi sumber pendanaan alternatif bagi pembangunan desa, terutama untuk pendidikan dan kesehatan.
“Saat ini, produksi batu bara kita mencapai sekitar 370 juta ton per tahun. Namun, karena kontribusi CSR-nya hanya Rp1.000 per ton, maka totalnya hanya sekitar Rp370 miliar per tahun. Itu pun dikelola secara terbatas oleh pihak perusahaan,” jelasnya, Senin (25/8/2025).
Ia menekankan, jika pemerintah diberi ruang mengelola dana ini, hasilnya akan lebih terasa bagi masyarakat. Seno bahkan mengusulkan agar kontribusi per ton batu bara dinaikkan hingga sepuluh kali lipat.
“Jumlah kontribusinya pun kami harapkan meningkat. Kalau tetap Rp1.000, ya hasilnya hanya Rp370 miliar. Tapi jika dinaikkan menjadi Rp10.000 per ton, maka bisa terkumpul hingga Rp3,7 triliun,” beber Seno Aji.
Menurutnya, angka tersebut sangat masuk akal, mengingat perusahaan tambang telah menikmati keuntungan besar selama dua dekade terakhir.
“Kalaupun saat ini sedang sedikit menurun, perlu diingat bahwa selama 20 tahun terakhir perusahaan-perusahaan ini telah banyak menabung dari keuntungan. Jadi kalau ada penurunan harga dalam satu tahun, seharusnya tidak menjadi masalah,” imbuhnya.
Pemprov Kaltim berencana mengundang seluruh perusahaan tambang untuk membicarakan usulan ini. Selain soal teknis, pemerintah juga akan menyiapkan regulasi agar kenaikan CSR memiliki dasar hukum yang kuat.
“Pasti akan kita godok regulasinya. Sekaligus kita akan bersurat kepada Presiden RI juga kemeterian terkait terhadap usulan ini,” pungkasnya. (REE)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id