Samarinda, Kaltimetam.id – Kalaksa BPBD Provinsi Kaltim Agus Tianur turut serta secara online (zoom) dan Kabid Rehabilitasi dan Rekrontruski BPBD Provinsi Kaltim Andik Wahyudi menghadiri Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan ini fokus pada upaya penurunan emisi setelah pelaksanaan Program Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF-CF) dan Penjaringan Isu Lingkungan Hidup Dalam RPJPD Provinsi Kaltim. FGD ini digelar di Ballroom Hotel, Selasa (24/10/23) lalu.
Dalam acara pembukaan, Prof.Dr.Ir. H. Daddy Ruhiyat, M.Sc (Ketua Harian Dewan Daerah Pengendalian Perubahan Iklim – DDPI Kaltim) menggarisbawahi pentingnya program penurunan emisi pasca pelaksanaan FCPF-CF. FGD ini juga merupakan upaya kerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalimantan Timur dan DDPI Kalimantan Timur.
Provinsi Kalimantan Timur telah menganut konsep pembangunan hijau sejak tahun 2010, yang menekankan pentingnya menjalankan pembangunan berkelanjutan dengan mempertimbangkan pelestarian lingkungan. Menurut Prof. Daddy Ruhiyat, ini adalah paradigma di mana inovasi dan investasi hijau berkolaborasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Prof.Dr.Ir. Mustofa Agung Sardjono (Pokja Ketua Adaptasi Perubahan Iklim DDPI Kaltim) menyoroti peran vital BPBD Provinsi Kaltim dalam menghadapi situasi yang dapat menimbulkan dampak baik dan buruk dalam berbagai kegiatan pembangunan. Dia menekankan bahwa BPBD harus menjadi mitra yang sangat dekat karena memiliki pengalaman dan mencakup pekerjaan yang luas.
“Program Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF-CF), yang tengah berlangsung di Kalimantan Timur selama periode 2020-2024, fokus pada pengurangan emisi akibat deforestasi dan degradasi hutan,” ungkapnya.
Kehadiran berbagai pihak, termasuk sejarawan, sektor swasta, dan LSM, sebagai mitra pemerintah dalam pelaksanaan FCPF-CF sangat penting. Mereka telah memberikan dukungan yang nyata untuk kerjasama yang harmonis dan kondusif dalam program ini.
Tujuan utama FGD ini adalah untuk mendapatkan masukan terkait program penurunan emisi pasca FCPF-CF, potensi pendanaan, serta pembangunan berbasis sektor hutan dan lahan di Provinsi Kaltim.
Selain itu, juga menjadi wadah untuk merumuskan arah kebijakan pembangunan sektor lingkungan hidup Provinsi Kaltim dalam 20 tahun mendatang. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk OPD, akademisi, sektor swasta, dan LSM.
Dalam suasana kerjasama yang erat, diharapkan upaya-upaya penurunan emisi karbon dapat berjalan efektif dan efisien, sekaligus menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup di Kalimantan Timur. (adv/bpbdkaltim/alw)