Banjir dan Longsor Mendominasi Bencana Samarinda Selama 2025, BPBD Catat Delapan Korban Jiwa

Banjir di salah satu titik rawan genangan Samarinda yang tercatat dalam data BPBD sepanjang 2025. (Foto: Istimewa)

Samarinda, Kaltimetam.id – Tahun 2025 menjadi periode yang berat bagi Kota Samarinda dalam menghadapi ancaman kebencanaan. Intensitas hujan yang tinggi, kondisi geografis perbukitan, serta cuaca ekstrem membuat berbagai peristiwa bencana terjadi berulang dan berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda menunjukkan bahwa longsor menjadi bencana paling dominan sepanjang tahun ini. Pergerakan tanah tercatat terjadi di berbagai kawasan, terutama wilayah dengan kemiringan lereng dan permukiman padat.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Samarinda, Suwarso, menyampaikan bahwa seluruh data kejadian dihimpun secara sistematis melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD.

“Dari hasil data yang diolah oleh pusat pusdalops BPBD Kota Samarinda, di akhir tahun ini tercatat kejadian longsor sebanyak 151 kejadian,” ujar Suwarso, Sabtu (20/12/2025).

Rentetan peristiwa longsor tersebut tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik, tetapi juga meninggalkan duka mendalam. Pada Mei 2025, Samarinda kehilangan beberapa warganya akibat tertimbun material longsor di lokasi berbeda.

“Di bulan Mei kita juga berduka karena adanya 4 korban di Belimau dan 1 korban di daerah Gerilya yang meninggal dunia akibat longsor. Mudah-mudahan di tahun-tahun berikutnya kejadian seperti ini tidak terulang,” ucapnya.

Selain longsor, kondisi cuaca ekstrem turut memberi tekanan tambahan. Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang memicu berbagai kejadian turunan, mulai dari pohon tumbang hingga gangguan aktivitas masyarakat.

“Sedangkan cuaca ekstrem, baik berupa angin kencang maupun hujan deras dengan intensitas cukup tinggi, tercatat ada 138 kejadian,” kata Suwarso.

Ancaman lain yang masih muncul meski dalam skala lebih kecil adalah kebakaran hutan dan lahan. Sepanjang 2025, BPBD mencatat enam kejadian karhutla yang sebagian besar berhasil ditangani sebelum meluas.

Dalam aspek klimatologi, BPBD juga merujuk data dari BMKG yang menunjukkan bahwa Samarinda sempat mengalami hari tanpa hujan, meski jumlahnya relatif sedikit.

“Kalau dari BMKG menyampaikan di tahun 2025 memang ada istilah hari tanpa hujan, namun jumlahnya hanya 6 kejadian,” jelasnya.

Di kawasan perkotaan, banjir tetap menjadi persoalan klasik. Meski tidak selalu terjadi secara bersamaan, genangan air masih muncul di sejumlah wilayah yang telah lama dikenal sebagai titik rawan.

“Untuk banjir itu ada 23 kejadian, dan perhitungannya berdasarkan tanggal kejadian. Sementara titik rawan genangan ada 32 titik yang menjadi langganan,” ungkap Suwarso.

Akumulasi dari berbagai jenis bencana tersebut berdampak langsung pada ribuan keluarga. BPBD mencatat belasan ribu kepala keluarga harus menghadapi dampak bencana, baik berupa kerusakan tempat tinggal, gangguan aktivitas, hingga tekanan sosial ekonomi.

“Dari data yang ada, jumlah kepala keluarga terdampak sebanyak 11.460, dengan total jiwa terdampak mencapai 31.763 orang,” paparnya.

Selain korban terdampak, BPBD juga mencatat adanya korban luka dan korban meninggal dunia dari berbagai kejadian, termasuk insiden anak tenggelam yang masuk dalam kategori data kebencanaan.

“Korban luka tercatat 5 orang, sementara korban meninggal dunia sebanyak 8 orang. Ini termasuk kejadian anak yang tenggelam di daerah Bukit Pinang,” tambahnya.

Menghadapi penghujung tahun dan memasuki 2026, BPBD Kota Samarinda memastikan kesiapsiagaan tetap menjadi prioritas.

Langkah antisipasi dilakukan melalui koordinasi lintas sektor, terutama menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

“Mulai dari adanya edaran Menteri Dalam Negeri sampai dengan persiapan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, semuanya sudah dalam kondisi siaga. Baik trantibmas, lalu lintas, maupun kebencanaan, kita sudah beberapa kali melaksanakan apel dan mempersiapkan semuanya,” tutup Suwarso. (REE)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id