Samarinda, Kaltimetam.id – Banjir kembali melumpuhkan sejumlah wilayah di Kota Samarinda. Air yang merendam rumah-rumah warga sejak beberapa hari terakhir membuat aktivitas masyarakat terhambat, dan kebutuhan pokok pun mulai sulit didapat. tengah krisis tersebut, Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Abdul Giaz, turun langsung menyalurkan bantuan logistik ke daerah terdampak, termasuk kawasan pelosok di Jalan Barito, Kecamatan Loa Janan Ilir.
Tak hanya membawa makanan siap saji, Giaz dan timnya juga membawa berbagai kebutuhan darurat seperti obat-obatan, lilin, autan, minyak kayu putih, dan vitamin.
“Alhamdulillah distribusi tadi kita salurkan sampai ke pelosok-pelosok dalam di Jalan Barito. Kita tidak hanya bawa makanan, tapi juga barang-barang penting lainnya, karena listrik padam dan warga kesulitan di malam hari,” ungkap Giaz di sela-sela distribusi bantuan, Selasa (13/05/2025).
Pendistribusian bantuan dilakukan dalam dua gelombang, sore dan malam hari. Abdul Giaz menyebut bahwa timnya harus kembali dua kali lantaran banyak warga yang belum tersentuh bantuan, terutama di daerah terdalam.
“Total tadi kita bawa sekitar seribu bungkus nasi. Selain itu ada air mineral, vitamin, paracetamol, obat flu, dan juga lilin. Tapi lilin itu sangat susah dicari, karena di sepanjang jalan Loa Janan banyak toko kehabisan. Kita benar-benar susah dapat lilin untuk warga karena lampu padam semua,” ujarnya.
Lebih lanjut, Abdul menyebutkan bahwa daerah yang didatangi tidak hanya Barito, tetapi juga mencakup Perumahan Haji Saleh dan wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Beberapa titik masih digenangi air hingga setinggi dada orang dewasa. Ia menyatakan bahwa kondisi tersebut bukan hanya menyulitkan warga, tetapi juga memperlihatkan betapa seriusnya masalah banjir di Samarinda.
Lebih dari sekadar menyalurkan bantuan, Abdul Giaz melayangkan kritik keras terhadap penanganan banjir di Kota Samarinda yang ia nilai tidak pernah tuntas. Ia bahkan menyebut banjir sebagai masalah pokok dan satu-satunya bencana besar yang dihadapi Samarinda.
“Harapan saya untuk pemerintah, tolong fokus dulu ke banjir. Jangan dulu bangun proyek-proyek lain. Masalah kita cuma satu di Samarinda ini, banjir. Kita gak ada gunung meletus, gak ada gempa, gak ada bencana alam lainnya. Tapi banjir ini luar biasa dan sudah jadi masalah menahun,” tegasnya.
Sebagai putra daerah yang lahir dan besar di kawasan Antasari, Giaz mengaku prihatin melihat kondisi drainase di Samarinda saat ini. Ia mencontohkan, pada era 90-an, parit-parit di Antasari masih berfungsi seperti sungai kecil, tempat perahu bisa masuk dan air mengalir deras. Namun sekarang, sistem drainase banyak diganti dengan gorong-gorong kecil yang justru mempersempit aliran air.
“Dulu di Antasari itu paritnya bisa dilewati kapal kecil, sekarang malah pakai box culvert yang kecil. Ini bukan solusi. Harusnya justru dibesarkan, bukan diperkecil. Kalau dulu saja banjir, sekarang makin parah karena alirannya semakin sempit,” katanya.
Tak hanya mengkritik, Abdul Giaz juga menyerukan kepada Pemerintah Kota Samarinda dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur agar menjadikan penanganan banjir sebagai prioritas utama dalam penganggaran.
“Saya minta, kalau perlu, sedot habis anggaran untuk ini dulu. Fokus ke banjir. Jangan ada lagi proyek-proyek yang gak urgent. Karena kalau banjir tidak dituntaskan, semua program lain juga akan terhambat. Percuma kita bicara investasi atau pariwisata kalau kota kita tiap tahun tenggelam,” ucapnya.
Menurut Giaz, perencanaan drainase harus dikaji ulang secara menyeluruh, bukan hanya tambal sulam. Ia juga menilai perlu ada integrasi antara kebijakan pemerintah kota dan provinsi agar solusi yang diambil bersifat jangka panjang, bukan reaktif semata.
“Warga butuh kehadiran nyata pemerintah, bukan cuma datang waktu bencana. Banjir ini bukan hal baru. Kita semua tahu ini masalah tahunan. Harusnya sudah ada peta jalan yang jelas, berani ambil langkah besar,” pungkasnya. (Adv/DPRDKaltim/SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id