BI Dorong UMKM Memanfaatkan Pasar Digital

UMKM
Kegiatan webinar Digital Kaltimpreneur yang digelar Bank Indonesia, Senin (10/4/2023) (Dok BI)

Samarinda, Kaltimetam.id Langkah pengembangan UMKM Kalimantan Timur (Kaltim) terus didorong Bank Indonesia (BI). Salah satunya strateginya melalui pemanfaatan teknologi digital.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim, Hendik Sudaryanto menerangkan, Digitalisasi masih menjadi tantangan utama pelaku UMKM. Dari catatannya, di Indonesia terdapat 64,7 juta pelaku UMKM, namun hanya sekitar 2 juta yang memasarkan produknya secara digital.

Menurutnya dengan digitalisasi yang dilakukan, maka peluang ekonomi akan jauh lebih banyak terbuka. Khususnya pemasaran produk melalui platform digital, yang memungkinkan produk UMKM menembus pasar global.

“Kami fokus pada digitalisasi UMKM,” kata Hendik saat membuka webinar Digital Kaltimpreneur, Senin (10/4/2023).

Baca berita terkait lainnya: Legalitas UMKM Penting untuk Bermitra Perusahaan Besar

UMKM Kaltim Punya Potensi

Hendik berharap, kegiatan tersebut dapat memantik kesadaran pelaku UMKM untuk melek digital. “Dalam webinar ini, kami membuat program, yang tujuannya mengkurasi UMKM yang akan diikutkan pelatihan digital,” terangnya.

Dilanjutkan Hendik, pasca pandemi pola pikir masyarakat memang mulai mengarah pada transformasi digital. Dari semula offline menjadi online.

“Trafik internet naik 20 persen selama pandemi. Penetrasinya mencapai 215 yang mengakses. Artinya hampir 70 persen penduduk Indonesia menggunakan internet,” tandasnya.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menambahkan, tren digitalisasi UMKM meningkat 10 persen setiap tahun. Apalagi, UMKM erat kaitannya dengan ekonomi kreatif (ekraf) yang digandrungi generasi muda.

“Di Kaltim ada tiga unggulan ekraf. Kriya dan wastra, kuliner, dan aplikasi. Ada juga subsektor potensial, yakni seni pertunjukan, fotografi, videografi dan film, serta musik. UMKM di sektor ini cenderung meningkat,” jelasnya.

Hetifah memandang, pelaku UMKM juga menghadapi tantangan lain. Seperti cara pandang konsumen. Di mana, produk luar negeri masih dinilai lebih baik dari pada produk lokal.

“Kemudian, SDM UMKM masih ada yang belum memenuhi standar. Kita butuh suport untuk sertifikasi. Itu penting, apalagi memenuhi kebutuhan IKN,” pungkasnya.

Diinformasikan, kontribusi UMKM untuk ekonomi Kaltim mencapai Rp54 triliun pada 2021, dan Rp56 triliun di 2022. Untuk tahun ini ditargetkan mencapai Rp76 triliun. Jumlah UMKM pun meningkat. Pada 2019 jumlahnya ada 307.343 pelaku. Angka ini naik menjadi 344.581 pelaku UMKM pada Mei 2022.

Dalam webinar Digital Kaltimpreneur tersebut, turut menghadirkan pembicara berkompeten di bidangnya. Seperti Praktisi Inbound Marketing, Saiful Islam. Dan, Co-Founder HMNS Perfume, Amron Naibaho. (DAD/RTA)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Baca berita terkait lainnya: Pelaku Usaha Besar Diminta Bantu UMKM Naik Kelas