Samarinda, Kaltimetam.id – Akses utama yang menghubungkan dua kota besar di Kalimantan Timur, yakni Samarinda dan Balikpapan, terputus total setelah Jalan HAM Rifaddin, yang terletak di Kelurahan Tani Aman, Kecamatan Loa Janan, mengalami amblas parah pada Senin malam (12/5/2025) sekitar pukul 21.15 WITA.
Insiden tersebut menjadi pukulan besar bagi warga dan pengguna jalan yang selama ini menggantungkan aktivitas ekonomi dan sosial pada jalur tersebut. Selain menyebabkan gangguan serius terhadap mobilitas masyarakat, kerusakan jalan itu juga menyoroti lemahnya pengawasan dan penanganan infrastruktur di daerah rawan.
Salah satu warga, Rusliansyah menjelaskan bahwa jalan amblas secara tiba-tiba ketika situasi lalu lintas sedang relatif sepi. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, kondisi jalan yang runtuh nyaris membentuk jurang besar di tengah lintasan, menjadikannya tak lagi bisa dilalui baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
“Putusnya jalan ini terjadi sekitar pukul 21.15 WITA. Untungnya pas kejadian sedang sepi, jadi tidak ada korban jiwa. Tapi kerusakan jalan ini sangat parah, benar-benar putus total,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa sebelum insiden terjadi, sudah ada tanda-tanda tanah mulai bergeser. Hal ini sempat menjadi bahan diskusi warga bersama aparat setempat.
“Tanah mulai bergeser sejak sore. Kami sempat bicara dengan Babinsa agar jalan ditutup sementara setelah Magrib. Tapi belum sempat ditutup resmi, jalan sudah keburu amblas,” ujarnya.
Menurut catatan warga, kejadian seperti ini bukan yang pertama kali terjadi di lokasi tersebut. Pada tahun 2018, jalan HAM Rifaddin juga sempat mengalami kerusakan akibat kondisi tanah yang labil. Namun, skala kerusakan saat ini disebut jauh lebih parah dibanding sebelumnya.
“Kalau dulu memang sempat amblas juga, tapi waktu itu masih bisa dilewati sebagian. Sekarang benar-benar tidak bisa dilalui sama sekali,” katanya.
Akibat kerusakan ini, pihak berwenang telah mengumumkan penutupan total akses Jalan HAM Rifaddin. Pengguna kendaraan dari arah Balikpapan menuju Samarinda diimbau untuk mengambil jalur alternatif melalui Jalan Soekarno Hatta, dilanjutkan ke Jalan Cipto Mangunkusumo. Sementara itu, pengguna dari arah Samarinda ke Balikpapan disarankan melewati Jalan Moeis Hasan menuju Soekarno Hatta.
Namun, jalur alternatif ini dinilai belum mampu menggantikan efektivitas jalan utama yang kini terputus. Warga mengeluhkan waktu tempuh yang menjadi lebih lama serta potensi kemacetan di jalan-jalan pengganti tersebut.
Warga berharap agar pemerintah daerah dan pihak terkait segera bertindak cepat untuk menangani kerusakan ini. Mereka menilai penanganan infrastruktur di wilayah tersebut masih belum maksimal, terutama dalam menghadapi ancaman longsor dan pergeseran tanah yang rutin terjadi saat musim hujan.
“Pemerintah harus segera turun tangan. Jangan hanya survei-survei saja. Ini jalan penghubung utama, aktivitas ekonomi dan masyarakat sangat terganggu,” ucapnya.
Sejauh ini, pihak Dinas Pekerjaan Umum setempat disebut baru melakukan survei lapangan tanpa memberikan kejelasan mengenai rencana perbaikan maupun estimasi waktu penanganan.
Hingga kini, warga sekitar masih menunggu tindakan nyata dari pemerintah daerah. Mereka berharap agar pembangunan jalan baru atau perbaikan darurat bisa dilakukan dalam waktu sesegera mungkin.
“Kami hanya ingin jalan ini segera diperbaiki. Tidak harus mulus, yang penting bisa dilalui dulu. Kasihan warga yang setiap hari lewat sini untuk kerja atau berdagang,” pungkasnya. (SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id