Samarinda, Kaltimetam.id – Dalam setahun terakhir, Kalimantan Timur mencatat serapan tenaga kerja mencapai sekitar 30 ribu orang. Capaian ini menandakan situasi ketenagakerjaan perlahan membaik. Namun di balik angka positif itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim menilai masih ada hambatan besar yang perlu diurai.
Kepala Disnakertrans Kaltim, Rozani Erawadi, menyebutkan bahwa mayoritas perusahaan sebenarnya telah membuka ruang sebesar-besarnya bagi tenaga kerja lokal. Bahkan, kesempatan kerja diutamakan bagi warga daerah.
“Ya, sebenarnya seluruh perusahaan itu tentu ingin warga lokal, itu saja persoalannya. Hanya memang warga lokal ini bersedia untuk mengikuti syarat-syaratnya tidak,” ujar Rozani, Sabtu (27/9/2025).
Ia menilai, persoalan muncul bukan karena minimnya lapangan kerja, melainkan sikap selektif sebagian calon tenaga kerja yang enggan memenuhi persyaratan perusahaan. Situasi ini membuat peluang kerja yang tersedia sering kali tidak terserap maksimal.
Selain faktor selektivitas, kondisi geografis Kalimantan Timur juga berpengaruh. Sejumlah kawasan industri berdiri di wilayah terpencil atau sulit diakses, sehingga banyak pekerja lokal menolak ditempatkan di daerah tersebut. Akibatnya, perusahaan terpaksa merekrut tenaga kerja dari luar daerah untuk menutup kebutuhan.
“Nah warga kita ini kecenderungannya kan memilih-milih pekerjaan, itu persoalannya,” tambah Rozani.
Meski begitu, tren ketenagakerjaan tetap menunjukkan arah positif. Data Disnakertrans mencatat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kaltim turun dari 5,31 persen menjadi 5,14 persen.
Penurunan ini sejalan dengan tambahan sekitar 30 ribu pekerja yang terserap sepanjang satu tahun terakhir.
“Berdasarkan penurunan tingkat pengangguran terbuka dari 5,31 menjadi 5,14 itu kurang lebih 30 ribuan lah terserap dalam satu tahun. Agustus ke Agustus kemarin. Kita tunggu lagi nih Agustus nanti lah,” tandasnya. (REE)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id