Samarinda, Kaltimetam.id – Insiden kapal tongkang yang menabrak Jembatan Mahulu kembali menyoroti aspek keselamatan pelayaran di Sungai Mahakam. Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (23/12/2025) sekitar pukul 05.00 WITA di kawasan Loa Buah, Kota Samarinda, dan saat ini tengah dalam penanganan aparat kepolisian bersama instansi teknis terkait.
Tongkang yang terlibat dalam insiden tersebut diketahui berkode M80-1302, yang saat kejadian tengah ditarik oleh tugboat KD 2018. Berdasarkan informasi awal, kapal tersebut sedang dalam proses persiapan pengolongan ketika terjadi senggolan dengan salah satu pilar jembatan.
Kasat Polairud Polresta Samarinda, Rachmat Ariwibowo, mengatakan pihaknya langsung bergerak cepat setelah menerima laporan kejadian dari masyarakat.
“Kami mendapatkan informasi sekitar pukul 05.00 WITA. Setelah itu anggota langsung kami perintahkan untuk mengecek tempat kejadian perkara. Saat kami tiba di lokasi, posisi kapal masih dalam proses pengolongan,” ujarnya, Kamis (25/12/2025).
Dalam penanganan awal, Satpolairud Polresta Samarinda telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak yang terkait langsung dengan insiden tersebut. Hingga kini, sedikitnya tujuh orang telah dimintai keterangan.
“Kami sudah memeriksa tujuh orang, di antaranya nakhoda, anak buah kapal (ABK), serta saksi dari masyarakat sekitar,” jelasnya.
Ia menambahkan, pemeriksaan akan terus berlanjut dengan memanggil pihak perusahaan pemilik kapal maupun tongkang. Selain itu, koordinasi intensif juga dilakukan bersama KSOP Kelas I Samarinda untuk mendalami aspek teknis pelayaran serta prosedur pengolongan kapal di sekitar Jembatan Mahulu.
“Tahap berikutnya kami akan memeriksa pihak perusahaan dan berkoordinasi dengan KSOP, terutama terkait prosedur pengolongan dan pengamanan di sekitar jembatan,” lanjutnya.
Terkait keberadaan pandu kapal saat kejadian, Rachmat menyebut hal tersebut masih menjadi bagian dari penyelidikan. Polisi belum dapat memastikan apakah proses pengolongan dilakukan dengan pendampingan pandu sebagaimana prosedur yang berlaku.
“Itu masih kami dalami. Apakah saat kejadian ada pandu atau tidak, masih dalam proses penyelidikan. Untuk saat ini, kami baru memeriksa nakhoda, ABK, dan saksi-saksi,” tegasnya.
Sementara itu, dari informasi awal yang diperoleh kepolisian, terdapat instruksi dari pihak pandu untuk melakukan persiapan pengolongan. Namun, detail pelaksanaan di lapangan, termasuk faktor penyebab terjadinya tabrakan, masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan.
Insiden ini menimbulkan perhatian publik mengingat Jembatan Mahulu merupakan salah satu jalur vital penghubung antarwilayah di Kota Samarinda. Meski secara visual terlihat adanya kerusakan pada bagian pilar, pihak berwenang masih melakukan pemeriksaan teknis lebih lanjut untuk memastikan tingkat keamanan struktur jembatan.
Pihak kepolisian mengimbau seluruh operator kapal dan perusahaan pelayaran agar senantiasa mematuhi prosedur keselamatan pelayaran, khususnya saat melintas di jalur padat dan kawasan infrastruktur vital.
“Keselamatan pelayaran adalah tanggung jawab bersama. Kami berharap kejadian ini dapat menjadi evaluasi agar ke depan tidak terulang kembali,” pungkasnya. (SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id







