Samarinda, Kaltimetam.id – Tingkat masyarakat yang berada di dalam kategori miskin ekstrem masih menjadi momok di Kota Tepian. Pemkot Samarinda pun terus berupaya menekan jumlahnya dan ditargetkan tuntas pada akhir tahun ini.
Selagi verifikasi dan validasi (verval) berjalan untuk mencegah bias data, pemerintah mulai memberikan subsidi air bersih kepada masyarakat yang dalam kategori tersebut. Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengatakan, bantuan air bersih dari Perumdamm Tirta Kencana ini, merupakan bentuk keberpihakan dalam pengurangan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Kota Tepian.
“Ini merupakan program keberpihakan Tirta Kencana kepada dukungan pengurangan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Samarinda. Termasuk sebagai langkah peningkatan pelayan kepada masyarakat Kota Tepian,” katanya saat acara pemberian subsidi kepada masyarkat yang membutuhkan secara simbolik di Hotel Bumi Senyiur, Samarinda (13/3/2023).
Baca berita terkait: Kemiskinan Ekstrekm Jadi Momok di Samarinda, Wali Kota Targetkan Tuntas Akhir 2023
Tahap Awal, Subsidi Air Bersih untuk 30 KK
Pada tahap awal subsidi air bersih ini diberikan kepada 30 Kepala Keluarga (KK). Rinciannya, 20 KK tergolong miskin ekstrem, dan 10 KK tergolong miskin.
Data tersebut hasil dari pendataan Dinas Sosial Kota Samarinda. Adapun barntuan yang diberikan berupa 10 kubik per bulan bagi warga miskin, dan 20 kubik bagi warga miskin ekstrem.
Untuk diketahui, Pemkot Samarinda kini tengah berupaya dalam pengurangan angka kemiskinan ekstrem di Kota Tepian, yang mencapai 9.032 jiwa. Namun, dari verval yang merujuk data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), diperkirakan sebanyak 2 ribu orang sudah keluar dari kategori miskin ekstrem.
Adapun, langkah yang diambil Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Samarinda harus merumuskan aksi nyata berbentuk rencana aksi tahunan (RAT). Termasuk Perumda Tirta Kencana di dalamnya, melalui subsidi air bersih yang ditujukan bagi warga miskin dan miskin ekstrem.
Terpisah, Direktur Perumdam Tirta Kencana, Ali Rachman mengatakan, penerima bantuan air bersih ini pun nantinya dapat bertambah. Seiring tuntasnya verval satu data kemiskinan yang kini masih berlangsung dan ditargetkan rampung pada akhir Maret 2023.
Langkah ini dilakukan untuk membantu pemerintah mengurangi salah satu kualifikasi masyarakat miskin ekstrem di Samarinda.
”Nanti akan terus bertambah, kan masih verifikasi terus,” ucapnya.
Baca berita terkait lainnya: Operasi Pasar Murah Sudah Dipersiapkan Sejak Awal untuk Jaga Stabilitas Pangan
Tirta Kencana Terus Berinovasi
Selain pemberian subsidi bagi warga kategori miskin dan miskin ekstrem, Perumdam Tirta Kencana kini tengah melakukan peningkatan pelayanan. Setidaknya ada tiga inovasi yang juga telah diresmikan Wali Kota Samarinda Andi Harun di Hotel Bumi Senyiur pada Senin (13/3/2023).
Yakni, peluncuran smart water meter, aplikasi Lapor Bayar (Layar), termasuk pemberian subsidi bagi warga miskin dan miskin ekstrem berupa pemotongan pemakaian rekening air bulanan.
Lebih rinci soal inovasi tersebut, tahun ini Perumdam Tirta Kencana menggandeng Telkom untuk pemasangan smart water meter. Teknologi itu memanfaatkan internet of things (IoT) yang disematkan pada perangkat water meter.
Sehingga pemakaian bulanan sambungan rumah (SR) dapat dipantau dari control room. Smart water ini nantinya akan dipasang sebanyak 2.500 unit dan dilakukan secara bertahap selama lima tahun.
“Sasarannya adalah SR di perumahan karena dianggap lebih mudah dalam pemantauan. Alat itu juga pakai baterai, dengan masa pakai hingga lima tahun. Jaringan internetnya juga tidak bercampur dengan pemilik rumah. Seluruhnya menjadi tanggung jawab Telkom,” terangnya.
Dalam peningkatan pelayanan yang dilakukan Tirta Kencana juga menjalin kerja sama juga dijalin dengan Perumdam Air Minum Tugu Tirta Malang terkait dengan penekanan non-revenue water (NRW) lewat pemasangan alat district meter area (DMA).
Tahun ini juga akan dianggarkan Rp10 miliar untuk memasang 12 perangkat DMA, serta menambah perangkat yang sudah dipasang sebelumnya. Sehingga di akhir 2023, total alat terpasang sekitar 26 unit.
“Kami belajar dari pengalaman Perumdam Tugu. Di Malang, sekitar 279 DMA terpasang. Target kami dengan alat yang ada bisa mengurangi minimal 1 persen NRW dari catatan terkini sekitar 36 persen dari produksi,” harapnya. (DAD/RTA)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id
Baca berita terkait lainnya: Cegah Inflasi, Pemkot Samarinda Sediakan 500 Ton Minyak Goreng