Suami Ketahuan Chattingan Dengan Wanita Lain, Ibu di Samarinda Luapkan Emosi Banting Balitanya

Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Provinsi Kaltim, Rina Zainun (Foto: Siko/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – Marah kepada suami lantaran ketahuan berkirim pesan dengan wanita lain, seorang ibu di Kota Samarinda luapkan emosinya kepada balitanya sendiri.

Seorang ibu muda yang masih berusia sekitar 25 tahun dengan sangat tega melakukan penganiayaan kepada anak balitanya sendiri yang masih berusia sekitar 1,8 tahun pada hari Sabtu (03/02/2024) sekitar pukul 20.30 WITA dikawasan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Provinsi Kalimantan Timur, Rina Zainun menjelaskan awal mula kejadian terjadinya kasus penganiayaan kepada anak kandungnya sendiri.

“Pada awal mulanya itu berawal dari masalah istri dengan suami, jadi si suami ini berkirim pesan (chattingan) dengan wanita lain yang dikenal melaui Media Sosial (Medsos), istrinya pun marah dengan meluapkan kepada anaknya dengan cara di banting,” jelasnya.

Dengan melihat kasus yang dilakukan oleh istrinya tersebut. Lantas, sang suami yang masih berusia 29 tahun langsung meluapkan emosinya hingga melakukan pemukulan kepada istri hingga babak belur.

“Kami mendapatkan laporan dari Bhabinkamtibmas di Sungai Kunjang, langsung tim bergerak cepat membawa anak yang dibanting ke rumah sakit, dibantu oleh relawan lainnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, setelah anak balitanya mendapatkan penanganan, sang ibu dievakuasi menuju ke Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada untuk dilakukan pemeriksaan.

“Jadi untuk pemeriksaan sementara si ibu baik-baik saja. Tetapi, hari Senin nanti akan bertemu dengan psikolog,” ucapnya.

“Penganiayaan kepada anak-anaknya ini ternyata tidak hanya sekali saja. Namun, sudah sering kali terjadi kepada ketiga anaknya yang masing-masing berusia 1,8 bulan, 3 tahun dan 10 tahun, untuk pemicunya sendiri berasal dari permasalahan kepada suaminya,” sambungnya.

Dari ketiganya anaknya ini sering sekali mendapatkan perlakukaan kasar dari ibunya sendiri.

“Anak yang berusia 10 tahun ini setiap harinya berjualan kue keliling, kalau kuenya tidak habis selalu mendapatkan perlakuan kasar,” ungkapnya.

Terakhir, saat ditanya perihal perlakukaan ini apakah dilaporkan ke pihak yang berwajib, Rina mengaku bahwa sampai saat ini belum dilaporkan.

“Dari hasil dilapangan, kedua orang tuanya sepakat kalau kejadian ini terulang lagi, mereka siap bertanggung jawab dan alhamdulillah anaknya saat ini dalam keadaan baik-baik saja,” tutupnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id