Samarinda, Kaltimetam.id – Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi dalam menyukseskan program bantuan pendidikan Gratispol. Ia menegaskan, kestabilan Uang Kuliah Tunggal (UKT) menjadi kunci agar manfaat program tersebut benar-benar dirasakan mahasiswa secara utuh.
“Kami harap tidak ada kampus yang justru menaikkan UKT saat program Gratispol dijalankan. Itu akan menurunkan efektivitas bantuan,” ujar Seno Aji, Jum’at (1/8/2025).
Pernyataan itu muncul sebagai respons atas kekhawatiran publik terkait kemungkinan lonjakan UKT di tengah penggelontoran dana besar oleh Pemprov Kaltim untuk subsidi pendidikan tinggi.
Apalagi, Gratispol saat ini telah bekerja sama dengan lebih dari 50 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, di seluruh Kalimantan Timur.
Sejumlah kampus besar seperti Universitas Mulawarman, Institut Teknologi Kalimantan, hingga Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur tercatat telah meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemprov.
“Program ini sangat dinanti masyarakat. Ini bukan hanya soal bantuan uang, tapi juga soal pemerataan akses ke perguruan tinggi,” tambahnya.
Sebagai informasi, program Gratispol merupakan inisiatif bersama antara Rudy Mas’ud dan Seno Aji, dengan tujuan mendorong pemerataan pendidikan tinggi di Kaltim. Untuk tahun ini, Pemprov telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp750 miliar.
Meski telah terserap penuh, Pemprov tengah mempersiapkan skema pembiayaan lanjutan lewat APBD Perubahan 2025 dan APBD Murni 2026.
“Selama ini Gratispol sudah membantu banyak mahasiswa. Tapi kalau UKT naik sepihak, program ini jadi kurang terasa manfaatnya. Kita ingin jaminan keberlanjutan sekaligus keberpihakan kampus terhadap mahasiswa,” tutupnya. (REE)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id