RSUD AWS Samarinda Ungkap Penyebab Lamanya Waktu Tunggu di IGD dan Kepadatan Ruang Perawatan

Situasi di Pendaftaran Pasien di IGD RSUD AWS. (Foto: Siko/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda menanggapi keluhan masyarakat mengenai sulitnya mendapatkan kamar rawat inap dan lamanya waktu tunggu di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pihak manajemen mengakui, lonjakan pasien dalam beberapa bulan terakhir membuat sebagian ruang perawatan tidak seimbang dengan kebutuhan pasien yang datang.

Wakil Direktur RSUD AWS Samarinda, dr. Nurliana Adriati Noor, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan tersebut. Ia menjelaskan, rumah sakit terus berupaya memastikan semua pasien tetap mendapat pelayanan medis meskipun menghadapi keterbatasan ruangan.

“Kami mohon maaf jika pelayanan di IGD terasa lama. Saat ini perputaran pasien di rumah sakit kami, baik dari rawat jalan maupun IGD, mencapai 3.000 hingga 3.500 pasien per bulan. Kadang jumlah pasien yang datang lebih banyak dibandingkan yang keluar, sehingga ruang rawat inap tidak seimbang,” ujarnya.

RSUD AWS Samarinda merupakan rumah sakit rujukan utama di Kalimantan Timur. Setiap harinya, ratusan pasien dari berbagai kabupaten dan kota datang untuk mendapatkan layanan kesehatan, mulai dari tindakan gawat darurat hingga perawatan intensif. Namun, kapasitas ruang rawat inap yang terbatas membuat rumah sakit kerap mengalami kelebihan pasien.

Menurut dr. Nurliana, hal ini diperparah oleh kondisi di mana pasien yang dirawat memerlukan waktu pemulihan lebih lama, sehingga menghambat rotasi kamar. Sementara itu, jumlah pasien baru yang datang terus meningkat.

“Ketika pasien yang akan keluar sedikit sementara pasien baru yang masuk banyak, otomatis ruangan akan penuh. Kami berusaha menata agar semua pasien bisa tertangani dengan baik, meski harus menunggu,” jelasnya.

Fungsi utama IGD adalah menangani pasien dengan kondisi gawat darurat dan berisiko tinggi. Oleh karena itu, pelayanan di IGD tidak didasarkan pada urutan kedatangan, melainkan tingkat kegawatdaruratan pasien.

“Kami prioritaskan pasien yang kondisinya paling berat. Ada pasien kecelakaan, stroke, atau serangan jantung yang perlu tindakan segera. Mereka kami tangani langsung, bahkan sebelum dipindahkan ke ruang rawat inap,” ucapnya.

Selain itu, beberapa pasien memerlukan observasi terlebih dahulu untuk memastikan kondisi stabil sebelum dipindahkan ke kamar perawatan.

“Jika pasien belum stabil, kami tidak bisa langsung distribusikan ke ruang inap karena berisiko terhadap keselamatan pasien,” tambahnya.

Untuk kasus tertentu seperti operasi darurat di luar jam kerja, RSUD AWS menggunakan kamar operasi yang berada di lantai 3 IGD. Hal ini sering menyebabkan pasien tampak menunggu lama di IGD karena sedang menunggu tindakan medis.

“Jika pasien dimasukkan dulu ke ruangan lalu dikembalikan lagi ke IGD untuk operasi, itu justru bisa membahayakan. Karena itu, pasien kami persiapkan di IGD sampai siap untuk tindakan,” ungkapnya.

Kepadatan kamar juga terjadi karena tidak semua ruangan bisa digunakan untuk semua jenis pasien. Beberapa ruangan khusus disiapkan untuk pasien dengan penyakit infeksi seperti TB, Covid-19, atau penyakit menular lainnya.

“Kadang yang kosong adalah ruang infeksi, sementara pasien yang datang bukan infeksi. Kami tidak bisa menempatkan pasien sembarangan karena itu berisiko penularan. Jadi meski tampak ada kamar kosong, belum tentu bisa digunakan,” kata Nurliana.

Ia memastikan seluruh kebijakan tersebut diambil demi keselamatan dan keamanan pasien.

“Kami memahami masyarakat ingin segera mendapat kamar, tapi keselamatan tetap prioritas utama,” tegasnya.

Sebagai langkah sementara, RSUD AWS menerapkan sistem penyesuaian kelas perawatan. Bila kamar kelas 1 penuh, pasien dapat dirawat sementara di kelas 2 atau 3, begitu pula sebaliknya. Setelah ada pasien yang pulang, pihak rumah sakit akan menyesuaikan kembali kelas sesuai hak pasien.

“Kami komunikasikan kepada keluarga pasien. Yang penting, pelayanan tidak berhenti. Setelah dokter melakukan visite dan ada pasien pulang, kami prioritaskan yang menunggu lebih dulu,” pungkasnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id