Peluncuran Sekolah Rakyat Samarinda Mundur, Aktivitas Belajar Dimulai Awal Agustus

Tampak depan gedung asrama BPVP Kaltim di Samarinda, lokasi sementara pelaksanaan Sekolah Rakyat. Gedung ini disiapkan untuk menampung 100 siswa dari jenjang SD-SMA selama program rintisan berlangsung. (Foto: Ree/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id — Program Sekolah Rakyat di Kota Samarinda yang semula dijadwalkan dimulai pada 14 Juli 2025, dipastikan mengalami penundaan. Proses pembelajaran kini ditargetkan baru akan berjalan pada awal Agustus, setelah sejumlah persiapan belum sepenuhnya rampung.

Dua lokasi utama yang akan digunakan sebagai tempat belajar, yakni Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) dan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kaltim, masih dalam proses penataan. Kegiatan renovasi ringan disebut masih berlangsung di kedua titik tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, Asli Nuryadin, menyampaikan bahwa masing-masing tempat tersebut akan menampung 100 pelajar, terdiri dari 50 siswa tingkat SMP dan 50 siswa jenjang SMA.

“Kegiatan memang sedikit bergeser ke akhir Juli. Kami sedang melakukan pembenahan ringan agar fasilitasnya lebih optimal,” ungkap Asli, Sabtu (19/07/2025).

Meski pembelajaran belum berjalan, tahapan seleksi kesehatan dan tes kesemaptaan bagi peserta tetap digelar tepat waktu pada 14 Juli lalu di GOR Segiri. Sebanyak 100 calon peserta hadir bersama orang tua mereka untuk menjalani pemeriksaan menyeluruh, mulai dari status gizi hingga pemeriksaan mata dan gigi.

“Kondisi kesehatan siswa benar-benar dicek secara menyeluruh. Kalau ada keluhan, langsung ditangani,” jelas Asli.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, merespons penundaan ini sebagai hal yang lumrah dalam sebuah proses awal. Menurutnya, tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan.

“Penundaan beberapa hari atau bahkan dua minggu sekalipun adalah urusan teknis semata,” ucap Andi Harun santai.

Ia menambahkan, bila ada kekurangan sarana, Pemkot siap memberikan dukungan penuh. Beberapa fasilitas milik pemerintah kota bisa dialihkan sementara untuk menunjang operasional sekolah.

“Namanya juga program baru, wajar kalau belum sempurna. Yang penting kita semua punya semangat besar untuk menyukseskan program prioritas nasional ini,” lanjutnya.

Di balik semua proses tersebut, rasa syukur dan harapan turut mengiringi para orang tua. Hajrah, warga Tanah Merah yang sehari-hari berjualan kue, tak bisa menyembunyikan rasa harunya ketika tahu anaknya, Gusti Ahmad Raihan, berhasil diterima sebagai peserta Sekolah Rakyat tingkat SMA.

“Saya awalnya tanya-tanya ke anak, dia mau. Kata pendamping PKH semua kebutuhan ditanggung, dari seragam, makan, sampai pakaian dalam. Saya sampai terharu. Alhamdulillah anak saya juga antusias,” tutur Hajrah.

Sementara itu, Muhammad Randi Arsil (15) dari Sempaja Utara, juga menyambut penuh semangat. Randi sebelumnya bekerja sebagai pelayan di vila untuk membantu ibunya yang menjadi asisten rumah tangga setelah ayahnya wafat.

“Ini kesempatan besar buat saya. Bisa tinggal di asrama, semua kebutuhan disiapkan. Saya ingin mandiri,” ujarnya mantap.

Dengan penjadwalan ulang ini, Samarinda tergabung dalam kelompok pelaksanaan tahap 1B, bersama 37 daerah lain yang juga mengalami penyesuaian. Sementara itu, sebanyak 63 kota/kabupaten telah lebih dulu memulai kegiatan belajar Sekolah Rakyat secara serentak pada 14 Juli. (REE)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id