Tenggarong, Kaltimetam.id – Buah Lai merupakan salah satu tumbuhan endemik Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Tak heran, buah yang masih berkerabat dengan buah durian ini memiliki nama latin Durio Kutejensis.
Tanaman lokal yang menjadi potret eksotisme Kukar ini dulunya tumbuh liar. Melihat potensi besarnya, buah ini mulai dibudidayakan di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Desa yang terletak di jalan poros kilometer 30 Samarinda-Balikpapan ini bertekad menjadi sentra buah lai di Indonesia.
Untuk memuluskan tekad itu, Pemerintah Desa Batuah, penyuluh pertanian dan warga bekerja sama membuat buah eksotis ini terus berbuah tanpa mengenal musim.
Kebun-kebun lain milik warga akhirnya dikolaborasikan dalam satu objek wisata bernama Wisata Benua Elai atau Dewi Belai.
“Kami yakin program desa wisata ini akan berjalan dengan maksimal berkat kerjasama yang solid dan terencana.” ujar Kepala Desa Batuah, Abdul Rasyid.
Rasyid, begitu ia karib disapa berharap objek wisata Dewi Belai bisa terus eksis. Untuk itu, ia berharap Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memberi dukungan pengembangan Dewi Belai.
Dukungan yang diharapkan mencakup promosi yang efektif, pembangunan infrastruktur yang memadai, dan yang tak kalah pentingnya adalah kajian mendalam untuk pengembangannya.
Pada tahap ini, Pemdes Batuah berharap dukungan Pemkab Kukar membangunan infrastruktur menuju lokasi wisata Dewi Belai.
Salah satu langkah nyata yang diambil adalah memperbaiki akses jalan masuk ke lokasi, dengan merencanakan pembangunan jalan melalui kilometer 30 Jalan Poros Samarinda-Balikpapan.
“Kami ingin memastikan bahwa lokasi-lokasi wisata di Desa Batuah memiliki infrastruktur yang berkualitas, termasuk Dewi Belai. Keberhasilan proyek ini akan membawa dampak positif tidak hanya bagi wisata desa kami tetapi juga bagi pertumbuhan ekonomi lokal.” Harapnya. (Yyk/Advertorialdiskominfokukar)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id