Kaltim, Kaltimetam.id – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, kembali menegaskan komitmennya terhadap peningkatan mutu pendidikan di Kalimantan Timur, dengan menekankan pentingnya penguatan kompetensi guru melalui penerapan pendekatan deep learning (pembelajaran mendalam).
Hal itu disampaikannya dalam kegiatan workshop bertajuk “Membangun Pembelajaran Mendalam secara Efektif dan Inovatif” yang diikuti oleh para tenaga pengajar dari berbagai jenjang pendidikan yang ada di Kutai Kartanegara.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Hetifah dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang adaptif, kreatif, dan relevan dengan tuntutan zaman. Menurutnya, tantangan pendidikan di era digital dan globalisasi membutuhkan solusi yang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga menyentuh aspek metodologi pengajaran yang lebih progresif.
“Guru-guru kita di Kalimantan Timur harus menjadi garda terdepan dalam transformasi pendidikan. Untuk itu, mereka perlu dibekali kemampuan baru, termasuk pendekatan deep learning yang bisa membangun proses belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa,” ujar Hetifah.
Dalam pemaparannya, Hetifah menjelaskan bahwa deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan tiga prinsip utama yaitu mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning. Ketiga pendekatan ini diyakini dapat membantu siswa tidak hanya menghafal materi, tetapi memahami, meresapi, serta menerapkannya dalam kehidupan nyata.
Mindful learning mengajarkan siswa untuk belajar dengan kesadaran penuh, fokus pada proses pembelajaran, dan mengelola emosi saat berinteraksi dengan materi. Meaningful learning menghubungkan pelajaran dengan pengalaman hidup sehari-hari, sehingga siswa bisa menemukan relevansi dari apa yang mereka pelajari. Sedangkan joyful learning menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, interaktif, dan menggugah semangat serta rasa ingin tahu peserta didik.
“Pendekatan ini sangat penting untuk menciptakan siswa yang tidak hanya pintar, tetapi juga tangguh secara emosional, kreatif dalam berpikir, dan mampu memecahkan masalah secara mandiri,” jelasnya.
Hetifah menekankan bahwa dalam paradigma pendidikan masa kini, guru tidak lagi berfungsi semata-mata sebagai penyampai informasi, melainkan harus menjadi fasilitator pembelajaran. Peran ini menuntut guru untuk terus memperbarui wawasan, metode, dan cara berinteraksi dengan siswa.
“Guru harus menjadi agen perubahan, bukan hanya pelaksana kurikulum. Mereka harus mampu menyesuaikan pendekatan dengan kondisi dan karakter siswa di kelas. Pendekatan deep learning memberi ruang untuk itu,” tuturnya.
Ia juga menyinggung pentingnya pendidikan karakter, kolaborasi dalam proses belajar, serta literasi digital yang semakin menjadi kebutuhan utama dalam dunia pendidikan saat ini.
Selain menyoroti pentingnya kapasitas guru, Hetifah juga mengajak orang tua untuk ikut terlibat aktif dalam proses pendidikan anak. Menurutnya, pembelajaran yang sukses tidak bisa hanya bertumpu pada institusi pendidikan formal saja, melainkan harus melibatkan dukungan penuh dari lingkungan terdekat anak.
“Orang tua harus menjadi pendamping yang mendorong dan memotivasi anak untuk terus berkembang. Kunci keberhasilan pendidikan terletak pada kolaborasi yang erat antara sekolah dan rumah,” katanya.
Sebagai legislator dari Dapil Kalimantan Timur yang fokus di bidang pendidikan, Hetifah memastikan bahwa Komisi X DPR RI akan terus mendukung berbagai program pelatihan guru, penguatan kapasitas lembaga pendidikan, serta kebijakan yang berpihak pada peningkatan mutu pembelajaran.
“Transformasi pendidikan membutuhkan keberanian dan kolaborasi dari semua pihak pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan komunitas. Saya percaya Kalimantan Timur punya potensi luar biasa untuk memimpin perubahan ini,” pungkasnya. (SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id
