Masih Banyak yang Melawan Arus, Hari Kedua Operasi Zebra Mahakam 2025 Tindak Puluhan Pengendara

Operasi Zebra Tahun 2025 di hari kedua tercacat sebanyak 110 kendaraan terjaring razia. (Foto: Siko/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – Pelaksanaan Operasi Zebra Mahakam 2025 di Kota Samarinda kembali menunjukkan tingkat pelanggaran lalu lintas yang masih cukup tinggi. Memasuki hari kedua operasi, Satlantas Polresta Samarinda bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda telah menindak 110 kendaraan, terdiri dari 85 sepeda motor dan 25 mobil, dengan dominasi pelanggaran berupa melawan arus dan tidak menggunakan helm.

Operasi yang digelar di sejumlah ruas jalan strategis ini merupakan bagian dari agenda besar peningkatan keselamatan dan ketertiban lalu lintas di Kalimantan Timur. Delapan sasaran prioritas menjadi fokus utama petugas, termasuk pelanggaran yang berpotensi menyebabkan kecelakaan fatal.

Kanit Turwali Polresta Samarinda, Iptu Ismail Marzuki, menjelaskan bahwa situasi di lapangan menunjukkan masih rendahnya kesadaran sebagian pengendara dalam mematuhi aturan dasar keselamatan.

“Di Jalan Gatot Subroto dan Jalan Perniagaan, kami masih menemukan banyak pengendara roda dua yang tidak menggunakan helm serta pengendara roda dua maupun roda empat yang nekat melawan arus. Pelanggaran ini sangat berbahaya dan sering menjadi penyebab kecelakaan serius,” ujarnya.

Ia menegaskan, melawan arus bukan sekadar pelanggaran administratif, tetapi tindakan yang dapat mengancam nyawa. Banyak kecelakaan dengan benturan frontal terjadi karena pengendara tidak berada pada jalur yang seharusnya.

“Keselamatan itu dimulai dari diri sendiri. Kami mengimbau para pengguna jalan agar tertib, bukan hanya untuk menghindari sanksi, tetapi untuk menjaga diri dan orang lain. Jika tertib menjadi budaya, insyaallah angka kecelakaan dapat ditekan secara signifikan,” tegasnya.

Menurut data sementara, mayoritas pelanggaran yang ditangani petugas justru merupakan pelanggaran mendasar yang sebenarnya mudah dihindari. Petugas menemukan pengendara motor yang sengaja memotong jalur, memilih melawan arus untuk menghemat waktu, hingga pengendara yang tidak melengkapi diri dengan helm standar nasional.

Tidak hanya menindak, petugas di lapangan juga memberikan edukasi langsung mengenai pentingnya keselamatan berkendara. Para pelanggar yang ditilang diarahkan untuk menyelesaikan proses administrasi melalui BRIVA, sistem pembayaran tilang yang mempermudah proses penyelesaian.

Pelaksanaan Operasi Zebra Mahakam tahun ini tidak hanya berfokus pada penegakan hukum, tetapi juga pada upaya menumbuhkan kepatuhan jangka panjang terhadap aturan berlalu lintas. Polresta Samarinda menilai bahwa perubahan perilaku masyarakat adalah kunci utama menurunkan angka kecelakaan, bukan sekadar operasi sesaat.

Sejumlah titik di kota juga ditempatkan sebagai prioritas pengawasan karena dinilai rawan kecelakaan dan sering terjadi pelanggaran. Patroli gabungan Satlantas dan Dishub setiap hari terus dilakukan secara dinamis menyesuaikan arus lalu lintas.

“Operasi ini akan berlangsung selama beberapa hari ke depan dan kami akan terus melakukan penindakan maupun edukasi. Harapan kami, masyarakat mulai menyadari bahwa keselamatan di jalan bukan hanya urusan polisi, tetapi tanggung jawab seluruh pengguna jalan,” pungkasnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id