Samarinda, Kaltimetam.id – Di tengah kemeriahan Pawai Pembangunan dan Karnaval Budaya Nusantara dalam rangka HUT RI ke-80, Sabtu (23/8/2025) seorang mahasiswa asal Mahakam Ulu mencuri perhatian. Namanya Firdan Jo, mahasiswa Universitas Widyagama Samarinda yang ikut berjalan sambil membawa sape, alat musik tradisional khas Dayak.
Bukan untuk tampil di panggung, tapi sekadar memperkenalkan seni dari tanah kelahirannya kepada masyarakat Samarinda. Firdan mengaku sudah akrab dengan dunia seni sejak lama, mulai dari tato hingga musik. Dari sanalah ketertarikannya pada sape tumbuh dan akhirnya ditekuni sejak 2018.
“Alat musik ini biasa dimainkan di acara pernikahan, ritual adat, hingga penyambutan tamu penting,” jelasnya.
Menurut Firdan, belajar sape sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan. Dengan niat yang kuat, tiga bulan saja sudah cukup untuk menguasai dasarnya.
Hanya saja, ia menyayangkan minimnya perhatian pemerintah terhadap para seniman tradisional di kampung halamannya. Banyak pemain sape di daerah, tapi jarang yang mendapat ruang untuk berkembang.
Firdan berharap generasi muda Dayak tak ragu mempelajari alat musik yang sudah dikenal hingga mancanegara itu.
“Anak muda jangan pernah malu atau gengsi untuk mengembangkan alat musik ini, karena dari kayu sederhana saja bisa lahir suara yang unik dan berkelas,” tutupnya. (REE)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id