Samarinda, Kaltimetam.id – Keragaman budaya Indonesia telah berkembang menjadi salah satu identitas bangsa. Indonesia merupakan perpaduan budaya yang unik, dengan bukti multikulturalisme yang damai terlihat jelas di setiap kesempatan. Dengan lebih dari 700 dialek, lebih dari 300 kelompok etnis yang berbeda, dan spektrum pandangan agama yang beragam, Indonesia menunjukkan tingkat kekayaan budaya yang menakjubkan.
Ilustrasi konkret dari keragaman yang damai adalah Pancasila, landasan negara Indonesia, yang mewujudkan nilai-nilai kesetaraan, kohesi, dan kejujuran. Meskipun berasal dari berbagai macam latar belakang budaya, masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan secara damai karena Pancasila menawarkan kerangka kerja untuk keragaman budaya.
Sayangnya, tak jarang ditemukan masyarakat yang masih belum paham akan pentingnya toleransi dalam keberagaman ini. Diskriminasi masih menjadi tantangan berat bagi masyarakat.
Baru-baru ini beredar video yang memperlihatkan seorang warga yang tengah ‘diamuk’ beberapa tetangganya di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, lantaran ia memelihara anjing. Dalam video tersebut, terlihat sang pemilik anjing beradu mulut dengan seorang ibu-ibu berhijab.
Ibu tersebut menyampaikan bahwa dirinya merasa terganggu oleh kotoran dari hewan tersebut. Padahal, sang pemilik yakin bahwa hewan peliharaannya sama sekali tidak membuang kotoran sembarangan. Bahkan, tidak ada bukti atas tuduhan tersebut.
Terlihat pula seorang pria yang mengancam akan memukul si pemilik anjing tersebut jika ia tidak berhenti bicara dan merekam. Dilansir dari TribunTrends.com, si pemilik anjing merasa terjadi diskriminasi atas agamanya yang minoritas di negeri ini.
“Jangan karena kami non muslim kalian buat begini,” ucapnya.
Dari fenomena tersebut, penerapan pendidikan multikultural memiliki peran krusial dalam membangun pemahaman dan menghormati perbedaan budaya maupun agama. Karena melalui program-program pendidikan multikultural di sekolah-sekolah, generasi muda Indonesia dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman dan mampu mempertahankan nilai-nilai multikulturalisme.
Pembelajaran multikultural dalam konteks pendidikan bertujuan untuk mengakui, menerima, dan menegaskan perbedaan serta persamaan manusia yang terkait dengan gender, ras, kelas, dan budaya.
Hal ini dapat diimplementasikan melalui berbagai pendekatan, seperti pengenalan ragam budaya dalam kurikulum, kegiatan penunjang pendidikan multikultural, dan pengembangan materi pembelajaran yang bernuansa multikultural.
Pendidikan multikultural juga berorientasi pada siswa, dimana upaya tersebut merupakan refleksi dari keanekaragaman sekolah. Dengan demikian, program pendidikan multikultural tidak hanya mengenai pengakuan terhadap perbedaan budaya, tetapi juga tentang bagaimana siswa dapat berpartisipasi dalam mewujudkan kehidupan multikultural.
Melalui pendidikan multikultural, diharapkan siswa dapat mencapai kesuksesan dalam mengurangi prasangka dan membangun habituasi untuk menerima serta menghargai keberagaman. Juga menghindari konflik berlatarbelakang perbedaan budaya.
Dengan melihat jejak multikulturalisme yang telah ditempuh, Indonesia dapat terus menjadi contoh bagi negara-negara lain tentang bagaimana keberagaman budaya dapat menjadi kekuatan yang mempersatukan, bukan memecah belah sebuah bangsa. (Salwa & Kiki)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id