Samarinda, Kaltimetam.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membentuk desa tangguh bencana (Destana).
Kepala BPBD Kaltim Agus Tianur melalui Perencana Mitigasi dan Adaptasi Ivan Ramdhany mengakui bahwa program Destana ini merupakan program pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kemudian ditindaklanjuti ke pemerintah provinsi, tepatnya gubernur, yang dijadikan sebagai program prioritas.
“Program ini merupakan upaya-upaya mengurangi risiko bencana dari tingkat tapak/desa. Karena bencana itu sendiri terjadi di tingkat tapak,” ujar Ivan.
Dalam program Destana ini, BPBD provinsi dan kabupaten/kota telah memiliki kewenangan masing-masing. Khusus provinsi sendiri, lebih kepada pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
“Jadi kami datang ke desa, melakukan sosialisasi terkait Destana. Apa itu Destana, apa yang harus dilakukan. Kemudian kami melakukan pembentukan forumnya,” tuturnya.
“Jadi kami bersama-sama, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota serta pemangku kepentingan terkait sama-sama menentukan siapa ketua forumnya yang akan melakukan perencanaan-perencanaan ini seperti apa,” sambungnya.
Pembentukan Forum PRB ini menjadi program utama yang dilakukan di program Destana. Dimana masyarakat terlibat aktif dalam mengkaji, menganalisis, menangani, mengoordinasikan, menyiarkan dan mengurangi risiko-risiko bencana yang ada di wilayah mereka. Terutama dengan memanfaatkan sumber daya lokal demi menjamin keinginan.
Setelah forum tersebut terbentuk, BPBD Kaltim pun selanjutnya membentuk relawan Destana yang juga dilakukan bersamaan dengan BPBD kabupaten/kota.
“Setelah itu kita membentuk relawan. Relawan ini akan melaksanakan program yang telah dibuat forum tadi,” tutupnya.
Menurut Ivan, hingga saat ini sudah ada 32 desa di Kaltim yang telah ditetapkan sebagai Desa Tangguh Bencana. Desa-desa tersebut tersebar di 10 kabupaten/kota di Kaltim.
“Kami menargetkan hingga akhir tahun 2023 ini, ada 50 desa di Kaltim yang menjadi Desa Tangguh Bencana,” ujarnya.
Ivan berharap dengan adanya program Destana ini, masyarakat di Kaltim dapat lebih siap menghadapi bencana. Sehingga apabila sewaktu-waktu terjadi bencana, masyarakat dapat merespon dengan cepat dan tepat.
Program Destana merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Namun, diperlukan kerja keras dari semua pihak untuk mewujudkan program ini secara optimal.
(adv/bpbdkaltim/alw)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id