Kaltim Kekurangan Guru SMK, Disdikbud Sarankan Sekolah Kolaborasi Dengan Dunia Industri

disdikbud
Kabid SMK Disdikbud Kaltim, Surasa. (Foto: Siko/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur (Kaltim) berupaya meningkatkan ketersediaan guru-guru bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Kabid SMK Disdikbud Kaltim, Surasa menjelaskan secara umum ketersediaan guru SMK di Kaltim mengalami kekurangan dan itu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah, khususnya dalam dunia pendidikan.

Surasa memberi solusi untuk bisa menjalin kerjasama dengan industri usaha, serta harapannya ketika sekolah sudah menjalin kerjasama bisa untuk menutupi kekurangan guru yang ada.

“Untuk secara umum guru di SMK mengalami kekurangan, kami memberikan solusi supaya sekolah bisa menjalin kerjasama dengan industri usaha,” ujar Surasa saat diwawancara awak Kaltimetam.id pada Rabu (24/05/2023).

Ia menaruh harapan, melalui kolaborasi dengan sektor industri dapat menjadi solusi dari ketersediaan guru-guru SMK, khususnya di Samarinda.

“Kami berharap ketika sekolah dan industri sudah bekerjasama, dapat menutupi kekurangan itu. Jadi kita panggilkan guru dari dunia industri atau yang biasa di sebut guru tamu untuk bisa mengajar di sekolah,” sambungnya.

Lebih lanjut, Surasa mengatakan guru SMK dibagi menjadi dua kategori, yaitu guru produktif dan guru adaptif.

Guru produktif adalah guru yang dapat memberikan pengajaran sesuai jurusan atau bidang keahlian. Sedangkan guru adaptif merupakan guru yang memberikan pembelajaran menyesuaikan kondisi, kebutuhan dan lingkungan siswa sehingga terjadi penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Terpisah dari itu, Nurul, salah satu guru produktif dari SMKN 3 Samarinda mengatakan tenaga pengajar guru produktif di sekolahnya sangat kurang terutama dari Tata Boga.

“Saat ini tenaga pengajar kami masih kurang. Kami hanya punya 9 tenaga pengajar untuk mengampu 12 kelas dan memang dari lulusan tata boga sendiri tidak ada,” ucapnya.

Nurul mengungkapkan ketersediaan guru di sekolahnya juga akan semakin berkurang mengingat tidak lama lagi akan ada guru yang pensiun di sekolahnya.

“Sebentar lagi, kami ada 1 guru yang pensiun. Dalam tempo 6 tahun jika tidak ada regenerasi habis sudah guru tata boga, apalagi ada aturan guru purna tugas tidak boleh mengajar dan itu agak merepotkan kami,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Nurul menjelaskan untuk proses pembelajaran dibagi menjadi dua Rombongan Belajar (Rombel) yang pertama ada bagian tata hidang, rombel kedua belajar produksi.

Jadwal perencanaan praktek berdasarkan silabus yang telah ditentukan, setiap minggunya terbagi menjadi pengolahan cookies dan minggu berikutnya pembuatan roti yang sudah banyak dipasarkan diberbagai tempat.

Selain itu, SMKN 3 Samarinda juga membuat olahan masakan khas Kalimantan Timur, mulai dari masakan daerah hingga pembuatan kue tradisional.

“Jadi kami memang bukan hanya membuat kue saja, namun masakan khas Kalimantan Timur juga seperti masakan Indonesia dan kontinental tergantung tingkatan kelasnya. Masakan yang kami buat ada masakan dan pembuatan kue tradisional,” tutupnya. (SIK/Adv)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id