Samarinda, Kaltimetam.id – Warga Jalan S. Parman, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, digemparkan oleh penemuan mayat seorang pria lanjut usia yang telah membusuk di dalam rumahnya pada Kamis (13/11/2025) malam. Korban diketahui bernama Usman (69), yang selama ini tinggal seorang diri.
Penemuan tersebut terjadi setelah pihak keluarga merasa curiga karena sudah beberapa hari korban tidak merespons panggilan telepon maupun pesan apa pun. Kecurigaan semakin kuat ketika sepeda motor milik korban tidak berpindah dari posisi biasanya.
Saat keponakan korban mendatangi rumah tersebut, suasana sunyi dan kondisi rumah yang tidak menunjukkan aktivitas langsung menimbulkan firasat buruk. Setelah pintu rumah dibuka, aroma menyengat langsung menyeruak dari dalam rumah. Keponakan korban kemudian menemukan pamannya dalam keadaan tidak bernyawa di kamar tidur lantai dua.
“Korban ditemukan berada di kamar tidur lantai dua rumahnya. Saat ditemukan, jenazah sudah dalam keadaan membusuk,” kata Pamapta Satu Polresta Samarinda, Ipda Rifki Sactio, yang memimpin proses olah tempat kejadian perkara (TKP).
Menurutnya, dari identifikasi awal, kondisi jenazah sudah memasuki tahap dekomposisi menengah hingga lanjut, sehingga tubuh korban sulit dikenali tanpa pengamatan lebih dekat.
Lebih lanjut, Rifki menjelaskan bahwa perkiraan waktu kematian korban berkisar empat hari sebelum jasadnya ditemukan.
“Perkiraan ini didasarkan pada ukuran belatung yang ditemukan pada tubuh korban, yang mencapai sekitar empat sentimeter. Dari ukuran tersebut, dapat disimpulkan bahwa korban telah meninggal sekitar empat hari yang lalu,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa analisis ukuran belatung merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam ilmu forensik untuk memperkirakan waktu kematian pada kasus di mana jenazah sudah tidak lagi dalam kondisi utuh.
Dari keterangan keluarga, korban memang tinggal seorang diri dalam rumah dua lantai tersebut. Meski masih sesekali berkomunikasi dengan kerabat, keseharian korban tidak sepenuhnya dipantau oleh warga sekitar.
“Informasi dari keluarga menyebutkan bahwa korban tinggal sendiri. Sehingga ketika tidak ada aktivitas, tidak ada yang langsung menyadari,” katanya.
Di tengah proses penyelidikan, polisi belum dapat memastikan apakah terdapat tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
“Kondisi jenazah yang sudah membusuk membuat kami belum bisa menyimpulkan adanya kekerasan. Butuh pemeriksaan lebih lanjut melalui otopsi,” tutupnya.
Setelah dilakukan olah TKP, tim Inafis Polresta Samarinda bersama PMI Kota Samarinda mengevakuasi jenazah korban menggunakan ambulans menuju Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda. Di sana, dokter forensik akan melakukan otopsi guna memastikan penyebab pasti kematian. (SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id







