Samarinda, Kaltimetam.id – Gelombang keluhan warga terkait kualitas pelayanan di Puskesmas Trauma Center Samarinda mencuat setelah sebuah unggahan di akun Instagram @samarindaku menjadi sorotan publik. Dalam unggahan tersebut, warga menumpahkan pengalaman yang dinilai kurang memuaskan, mulai dari sikap petugas yang disebut judes hingga pelayanan obat yang dianggap tidak optimal, terutama bagi pengguna BPJS Kesehatan.
Puskesmas yang berlokasi di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Loa Janan Ilir ini menjadi topik pembicaraan hangat sejak ratusan komentar berdatangan, saling menguatkan cerita satu sama lain. Banyak warganet mengaku pernah merasakan hal serupa, sehingga unggahan tersebut memantik diskusi panjang mengenai mutu pelayanan kesehatan tingkat pertama di Kota Samarinda.
Salah satu warganet, pemilik akun @ros****, mengungkapkan pengalaman kurang menyenangkan ketika berobat ke puskesmas tersebut. Ia menuliskan bahwa proses pengambilan obat memakan waktu lama, padahal antrean tidak ramai.
“Cukup 1x ke situ, nggak mau lagi. Jera. Orang sakit nggak dikasih obat kalau nggak minta, nunggu obatnya hampir satu jam padahal cuma sendirian. Obatnya cuma vitamin, bukan sembuh malah sempoyongan. Akhirnya harus diinfus,” tulisnya.
Keluhan lebih tegas datang dari akun @ris******, yang menyebut bahwa sikap petugas, baik administrasi maupun tenaga medis tertentu, dinilai kurang profesional saat memberikan pelayanan.
“Aku tahu puskesmas ini, dan memang ngeselin itu pegawainya. Songong banget, sampai ke dokternya juga. Cuma beberapa orang yang baik pelayanannya. Pernah sampai adu mulut gara-gara minta rujukan, padahal tiap bulan aku memang dirujuk ke rumah sakit,” tuturnya.
Komentar lain datang dari pemilik akun @alf****, yang mengaitkan reputasi puskesmas tersebut dengan cerita rekannya yang pernah magang di sana. Menurutnya, cerita yang beredar di kalangan siswa magang pun tidak jauh berbeda dari keluhan pasien.
Poin yang banyak ditekankan warganet adalah dugaan adanya perbedaan perlakuan terhadap pasien pengguna fasilitas BPJS. Beberapa komentar menyebut sikap petugas menjadi tidak ramah ketika mengetahui pasien menggunakan layanan BPJS.
Akun @ind**** menulis bahwa setiap pasien berhak mendapatkan pelayanan yang baik, meski menggunakan BPJS.
“Judes banget asli, tidak ada etika kesopanannya. Yang ke puskesmas biarpun pakai BPJS juga bayar. Kalau nggak bisa profesional melayani dengan ramah, mending di rumah saja, nggak usah ketemu manusia,” ungkapnya.
Meski demikian, beberapa warganet menyampaikan bahwa tidak semua petugas berlaku demikian. Akun @don**** menilai bahwa ada beberapa pegawai yang justru sangat membantu, terutama seorang petugas laki-laki yang disebut selalu melayani dengan baik.
“Yang mbak-mbak berisi itu biasanya judes. Kalau yang om-om berisi baik aja pelayanannya, terutama kalau pendaftaran malam,” ujarnya.
Ramainya keluhan ini memunculkan desakan dari masyarakat agar Dinas Kesehatan Kota Samarinda melakukan evaluasi mendalam terhadap sistem pelayanan dan pembinaan sikap petugas puskesmas. Beberapa warganet bahkan berharap adanya audit internal dan peningkatan pelatihan etika pelayanan publik.
Sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama, puskesmas memegang peranan penting dalam pelayanan dasar masyarakat. Sikap petugas menjadi faktor penentu kenyamanan pasien, terlebih bagi warga yang bergantung pada layanan BPJS untuk berobat.
Sejumlah warga yang ikut mengomentari unggahan tersebut menilai bahwa pelayanan kesehatan seharusnya mengutamakan keramahan, empati, dan profesionalisme. Mereka berharap kejadian ini dapat menjadi perhatian serius bagi pemerintah kota.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Puskesmas Trauma Center Samarinda belum memberikan pernyataan publik terkait ramainya keluhan ini. (SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id







