Wilayah Pinggiran Kaltim Bersiap Jadi Pusat Logistik Bulog 2026

Gudang utama sebagai penyimpanan beras Bulog di Samarinda. (Foto: Ree/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id  – Ketimpangan fasilitas penyimpanan hasil panen di Kalimantan Timur (Kaltim) segera mendapat perhatian serius. Setelah sekian lama hanya bergantung pada gudang utama di Samarinda, kini Perum Bulog Kantor Wilayah Kaltim dan Kaltara menyiapkan rencana besar untuk membangun jaringan gudang baru di sejumlah kabupaten penyangga.

Langkah ini menjadi sinyal pemerataan infrastruktur pangan di Bumi Etam, sekaligus bagian dari upaya nasional memperkuat rantai pasok gabah dan beras.

Presiden Prabowo Subianto bahkan telah menginstruksikan pembangunan 100 gudang Bulog di seluruh Indonesia, yang salah satunya diharapkan terealisasi di wilayah-wilayah luar ibu kota provinsi Kaltim.

Kepala Perum Bulog Kaltim-Kaltara, Musazdin Said, menyebut daerah-daerah seperti Kutai Timur dan Mahakam Ulu menjadi prioritas utama karena selama ini belum memiliki fasilitas penyimpanan.

“Jadi kami minta untuk khususnya wilayah Kaltim ini tadi yang daerah-daerah wilayah yang jauh karena kebetulan gudang kami kan ada cuma di Samarinda ini. Sementara Kutim itu tidak ada ataupun di Mahulu,” ujarnya, Senin (6/10/2025).

Meski terkendala keterbatasan gudang, kinerja penyerapan gabah di Kaltim tahun ini justru mencatat hasil menggembirakan.

Hingga awal September, target 2025 bahkan telah terlampaui 166 persen, dengan realisasi penyerapan 9.526 ton gabah kering panen dan 386 ton beras.

Keberhasilan ini menjadi dorongan kuat bagi Bulog untuk memperluas infrastruktur ke wilayah lain.

Sebab tanpa gudang memadai, distribusi hasil panen masih harus menempuh jarak jauh ke Samarinda, yang menambah biaya dan risiko kehilangan kualitas.

Untuk mewujudkan rencana tersebut, Bulog mengharapkan dukungan pemerintah daerah berupa hibah lahan.

Setelah itu, usulan lokasi akan dikirim ke Bulog Pusat untuk diinventarisir lebih lanjut sebagai bagian dari proyek tahun 2026.

Setiap gudang diproyeksikan membutuhkan lahan seluas tiga hektare dengan kapasitas tampung sekitar 3.500 ton, dan dapat diperluas sesuai kebutuhan daerah.

Selain gudang, Bulog juga akan mengajukan pengadaan mesin pengering (dryer) agar petani tak lagi bergantung pada panas matahari untuk proses pascapanen.

“Jadi ada beberapa wilayah nanti yang kami akan mintakan untuk ada selain gudang, ada dryernya juga, begini itu informasi dari kami,” tambah Musazdin.

Menurutnya, kehadiran dryer akan memangkas waktu pengeringan sekaligus memastikan kadar air gabah mencapai 14 persen, standar ideal untuk penyimpanan jangka panjang.

Pemerintah Provinsi Kaltim menyambut positif inisiatif tersebut. Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menilai rencana Bulog bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan langkah konkret menuju kemandirian pangan daerah.

“Bulog punya target 100 gedung di Indonesia. Nah kita ingin juga ada hasilnya di Kalimantan Timur. Kami sudah diskusi dengan pimpinan wilayah Bulog, paling tidak 3 atau 4 kabupaten di Kalimantan Timur bisa mendapatkan itu,” tutur Seno.

Jika terealisasi, wilayah seperti Mahakam Ulu, Kutai Timur, Kutai Barat, hingga Berau berpeluang menjadi simpul logistik baru yang menopang ketahanan pangan Kaltim ke depan, bukan lagi sekadar penghasil, tapi juga penyimpan dan pengelola stok strategis nasional. (REE)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id