Usai Penantian Panjang, Desa Tanjung Batuq Harapan Agar Segera Menikmati Pasokan Listrik PLN

Kutai Kartanegara, Kaltimetam.id – Penantian panjang masyarakat Desa Tanjung Batuq Harapan, Kecamatan Muara Muntai, Kutai Kartanegara (Kukar) terkait pasokan listrik di desa mereka akhirnya mulai membuahkan hasil.

Dalam waktu dekat ini, Desa yang sudah berdiri hampir setengah abad tersebut bakal dialiri listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) selama 24 jam.

Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Komisi II DPRD Kukar, Sopan Sopian yang turut memantau langsung pemasangan jaringan listrik ke Desa tersebut.

“Sejak desa ini berdiri warga desa belum menikmati listrik negara,” kata Sopan saat ditemui awak media pada Senin (26/9/2022).

Diketahui, sehari-hari masyarakat Desa mengandalkan genset untuk penerangan kebutuhan listrik. Namun, genset itu hanya mampu beroperasi selama 13 jam, mulai pukul 18.00 sampai 06.00 Wita.

Sopan mengusulkan pembangunan jaringan listrik kepada PLN melalui Musyawarah Pembangunan Desa (MusrembangDes) pada 2021 lalu. Merespon usulan itu, pihak PLN siap membangun jaringan listrik sepanjang dua kilometer masuk Desa tersebut mulai Agustus 2022 lalu.

Pembangunan jaringan listrik ditargetkan rampung pada Oktober 2022 yang diperkarakan akan mampu menerangi setidaknya 135 rumah yang ada di Desa Tanjung Batuq Harapan.

“Kami berkomitmen membantu mengusulkan jaringan listrik di desa lainnya agar segera bisa di fasilitasi PLN, khususnya Dapil VI,” Ucapnya.

Realisasi pembangunan jaringan listrik ini tidak lepas dari peran DPRD Kukar yang selalu siap menampung usulan warga. Menurutnya, anggota dewan tiada hentinya berkoordinasi dengan PLN Rayon Kaltim agar usulan tersebut segera terealisasi.

Selain Desa Tanjung Batuq Harapan, ternyata masih ada Desa lainnya di hulu mahakam Kukar yang belum teraliri listrik PLN, seperti di Desa Lamin Telihan, Kecamatan Kenohan yang dikabarkan juga bernasib serupa. DPRD Kukar dipastikan akan segera mencari solusi terkait masalah ini.

Sopan menuturkan, ada sejumlah opsi yang dapat diterapkan masyarakat Desa yang jauh dari induk yakni dengan memanfaatkan tenaga surya.

“Warga sekarang memerlukan listrik minimal untuk penerangan dan memasak menggunakan rice cooker walau terbatas listrik bisa dirasakan merata,” Tutupnya.