Samarinda, Kaltimetam.id – Upaya untuk memperbesar peluang Usaha Kecil Menengah (UKM) menembus pasar ekspor kini dipersiapkan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM (Disperindagkop dan UMKM) Kaltim. Langkah yang akan ditempuh melalui program rumah produksi bersama.
Kepala Disperindagkop dan UMKM Kaltim, M Sa’dudin menerangkan jika pihaknya kini tengah mengkaji rumah produksi bersama UKM. Direncanakan pada 2024 mendatang, program yang bertujuan untuk memperbesar produksi UKM ini dapat berjalan.
“Ini masih dipersiapkan, memang direncakan untuk memperbesar peluang ekspor UKM,” sebutnya.
Menurut Sa’dudin, jika setiap UKM dibebankan untuk memenuhi standard produksi dan mutu produk yang dihasilkan, maka biaya investasinya akan lebih berat. Namun, jika setiap komoditi diberikan rumah produksi bersama, akan meringankan biaya investasinya. Setiap UKM juga bisa melakukan produksi secara massal dengan kualitas produk ekspor.
“Karena, kalau UKM itu berdiri sendri-sendiri untuk investasi alat produksi lebih berat, makanya pemerintah perlu membantu. Contohnya amplang, jika perlu standardisasi mulai dari bahan baku sampai pengolahannya yang membutuhkan alat kan berat jika berdiri sendiri, jadi peran pemerintah bisa menyediakan mesinnya dan bisa digunakan bersama,” terangnya.
Tujuan lainnya, produk UKM yang melalui pintu rumah produksi nantinya akan memiliki standardisasi ekspor sesuai negara tujuan. Termasuk sertifikasi halal yang kini menjadi syarat barang ekspor di beberapa negara.
“Ini salah satu untuk peningkatan standardisasi mutu termasuk sertifikat halal. Untuk barang yang diekspor kan harus ada standardisasinya tergantung negara tujuan masing-masing. Untuk standardisasi nanti melalui UPT. Balai Pengujian Sertifikasi Mutu Barang yang masih di bawah kami (Disperindagkop dan UMKM Kaltim). Tentunya akan kami bantu UKM yang akan melaksanakan ekspor,” jelas Sa’dudin.
Direncakan, rumah produksi akan menyasar tiga komoditi, yakni, komoditi hasil olahan rotan, kayu gaharu dan crude palm oil (CPO). Ketiga komoditi yang melalui rumah produksi ini juga diharapkan bisa menghasilkan produk turunan, sebelum menembus pasar ekspor.
“Kalau rumah produksi komoditi rotan sebenarnya tahun lalu sudah ada dibuat secara kecil-kecilan di Kabupaten PPU. Rencananya tahun ini akan dibuat Teluk Sumbang, Berau. Karena komoditi rotan itu selama ini Kaltim hanya kirim bahan mentah saja, pengolohannya di Jawa, jadi harusnya kita bisa buat produk turunannya sendiri. Untuk CPO, rumah produksi ini juga diharapkan bisa menjadi tempat untuk hilirisasi. Untuk skalanya (produksi) disesuaikan lagi dengan kekuatan ekonomi Kaltim,” tukasnya. (Dys/Rjp)