Kutai Timur, kaltimetam.id – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kutai Timur menyerahkan sejumlah alat dan mesin pertanian hortikultura ke Kelompok tani.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur, Dyah Ratnaningrum mengatakan bahwa pemberian atau hibah alat pertanian ini sebagai bentuk komitmen dirinya untuk kesejahteraan bagi para petani.
“Penyerahan hibah alat alat ini sebagi wujud komitmen kami untuk kesejahteraan khusus nya para petani,” ucapnya (14/12/2023)
Pada kesempatan itu, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur juga menyajikan buah-buahan hasil dari para petani Kutai Timur.
“Saya sengaja bawa buah hasil petani Kutim agar kita bisa merasakan segarnya buah yang ditanam para petani kita,” katanya.
“Nanas dan juga semangka ini memang sedang panen, maka mereka dengan senang hati datang ke sini untuk ingin membagi hasil panennya dan dapat dilihat oleh bapak bupati dan teman-teman dan undangan sekalian yang hadir di sini,” lanjutnya.
Kepala dinas yang kerap disapa bu Dyah juga menjelaskan selain nanas dan semangka, Kutai Timur juga sedang konsen untuk pengembangan pisang. Dia mengatakan pisang saat ini jadi branding Kutai Timur.
“Kita selama ini sudah mengetahui bersama bahwa pisang kita saat ini menjadi salah satu branding Kutai Timur. Nah kami inginnya nanti nanas akan menjadi seperti itu. Alhamdulillah, karena memang masalah lahan di Balesari sudah selesai,” ujarnya
Dyah juga melanjutkan berkat perintah Bupati Kutai Timur, PT Kiani bersedia menyediakan lahan yang luas khusus untuk pengembangan nanas.
“Atas perintah pak Bupati kami melakukan komunikasi dengan PT Kiani, dan mereka bersedia menyediakan lahan seluas 50.000 hektare. Lahan itu hanya untuk pengembangan nanas,” sambungnya.
Selain itu, Dyah juga menambahkan, pemberian bantuan kepada kelompok tani ini selain komitmen Pemkab Kutim, juga sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan para petani.
“Petani nanas ini sangat kompeten tanpa ada sentuhan oleh pemerintah, mereka sudah komitmen dipandu oleh kepala desa yang luar biasa dan para ketua kelompok tani yang luar biasa tentunya di bawah bimbingan pak Camat,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Kutai Timur, Ardiansyah juga menjelaskan bila nanas bisa menjadi alternatif pengganti batubara. Itu bisa terwujud apabila semua pihak dapat serius mengembangkan nanas di Kutim.
“Saya sudah bisa membayangkan tujuh tahun ke depan, 2030 batubara kita sudah mulai dikurangi. Kalau batu bara dikurangi berarti tenaga kerja juga dikurangi Nah sekarang kedepan mudah mudahan ini juga cepat muncul lagi tenaga kerja baru melalui industri green ekonomi kita. Industri yang memanfaatkan sumber daya alam yang bisa diperbaharui. Dan saya yakin ini akan terus berkelanjutan ya,” ungkapnya. (adv/*/Mar).