Samarinda, Kaltimetam.id – Kredit pertambangan sejak kuartal IV-2021 terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Bank Indonesia (BI) mencatat, serapannya bahkan mencapai 194,61 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim, Ricky P Gozali menyatakan ,capaian tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada kuartal II/2022 yang tumbuh sebesar 106,16 persen (year-on-year/yoy).
“Capaian tersebut melanjutkan tren positif sejak kuartal IV/2021. Ketika, penyaluran kredit sering mengalami kontraksi,” kata Ricky dalam siaran pers yang diterima Kaltimetam.id, Kamis (23/2/2023).
Baca berita terkait lainnya: Kredit Rumah Tangga Naik Dua Kali Lipat, Efek Konsumsi Meningkat
Kredit Pertambangan Meningkat, Tanda Ekonomi Membaik
Kredit pertambangan, dan korporasi secara umum sebenarnya mengalami peningkatan. Hal itu terjadi seiring membaiknya kinerja perekonomian dua tahun terakhir. Selain itu, harga komoditas yang masih tinggi menjadi faktor pendukung lainnya.
Penyaluran kredit ke sektor industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan juga meningkat dibanding kuartal sebelumnya. Rinciannya, kredit ke sektor tersebut masing-masing tumbuh sebesar 51,46 persen (yoy), 18,31 persen (yoy) dan 7,51 persen (yoy).
Poin ini jauh lebih tinggi pada kuartal sebelumnya yang tercatat jauh lebih rendah. Sektor konstruksi, dan perdagangan pun tercatat sempat anjlok, masing-masing sebesar 9,58 persen (yoy) dan 1,10 persen (yoy). Sedangkan, sektor industri pengolahan juga tercatat lebih rendah sebesar 38,87 persen (yoy).
Sementara itu, risiko kredit korporasi masih berada pada level yang rendah dan mengalami perbaikan menjadi 2,79 persen, lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar 2,91 persen.
“Perbaikan tersebut sejalan dengan perbaikan risiko kredit seluruh sektor utama seperti pertambangan dan industri pengolahan,” terang Ricky.
Baca berita terkait lainnya: Investasi 2022 di Kaltim Tertinggi Selama 5 Tahun Terakhir, Capai Rp57,75 Triliun
Risiko Kredit Lanjutkan Tren Positif
Kondisi Non Performing Loan (NPL) sektor pertambangan juga melanjutkan tren positif dari 0,67 persen, menjadi 0,40 persen. Poin ini menunjukkan NPL sektor pertambangan masuk dalam kategori memuaskan.
Selanjutnya, NPL sektor industri turut mengalami perbaikan, meski masih berada diatas threshold menjadi 7,86 persen. Membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 8,32 persen.
“Sebaliknya, sektor konstruksi mengalami peningkatan risiko kredit menjadi 5,11 persen dari kuartal sebelumnya yang hanya tercatat sebesar 4,82 persen,” tutupnya.
Untuk diketahui, NPL merupakan kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. NPL juga mengacu pada kondisi dimana debitur tidak dapat membayar kewajibannya terhadap bank yaitu kewajiban dalam membayar angsuran yang sudah dijanjikan diawal. (DAD/RTA)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id
Baca berita terkait ekonomi lainnya: Pengguna QRIS di Kaltim Meningkat Pesat