Ketersediaan Bahan Pokok Masih Bergantung dari Luar, Pemkot Samarinda Genjot Kemandirian untuk Program MBG

Siswa siswi Sekolah Dasar saat menikmati makanan program MBG. (Foto: Ree/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – Ketersediaan bahan baku bagi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Samarinda masih menghadapi tantangan besar. Sebagian besar kebutuhan pokok seperti telur, daging, dan sayuran masih didatangkan dari luar daerah. Kondisi ini dikhawatirkan dapat mengganggu keberlanjutan program jika tidak segera diantisipasi melalui penguatan pasokan lokal.

Deputi Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Bidang Promosi dan Kerja Sama, Nyoto Suwignyo, menilai idealnya setiap daerah mampu memenuhi kebutuhan bahan bakunya sendiri agar pelaksanaan program MBG bisa berjalan stabil dan efisien.

Ia menegaskan, kemandirian pasokan bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan daerah.

“Kami sudah menyarankan agar semuanya berkolaborasi. Baik pemerintah kabupaten, kota, kecamatan, desa, dan provinsi, bahkan lintas provinsi,” ucapnya, Sabtu (8/11/2025).

Menurut Nyoto, kolaborasi lintas wilayah sangat penting agar rantai distribusi pangan tidak bergantung pada satu sumber saja.

Ia juga mendorong pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan petani, koperasi, hingga pelaku UMKM pangan agar pasokan bahan pokok bisa tersedia secara berkesinambungan.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyatakan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti rekomendasi dari BGN dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pelaksanaan MBG.

Satgas ini berfungsi untuk memastikan seluruh proses pengadaan, distribusi, hingga penyajian makanan bagi siswa berjalan sesuai standar dan jadwal.

Ia menjelaskan, Satgas tersebut juga melibatkan berbagai unsur penting seperti TNI, Polri, dan perwakilan BGN Samarinda. Kolaborasi lintas lembaga ini diharapkan dapat memperkuat pelaksanaan MBG agar tepat sasaran dan berjalan tanpa hambatan di lapangan.

“Sekarang sudah ada 20 dapur yang beroperasi. Targetnya nanti 73 dapur untuk melayani 135 ribu siswa di Samarinda,” ujarnya.

Andi menambahkan, keberadaan dapur-dapur MBG tersebut menjadi tulang punggung dalam penyediaan makanan bergizi bagi siswa SD dan SMP di Samarinda. Pemkot terus berupaya menambah jumlah dapur seiring peningkatan kebutuhan di berbagai wilayah kota.

Selain memperluas jangkauan layanan, Pemkot juga tengah menyiapkan sistem pemantauan digital yang memungkinkan setiap dapur MBG dipantau secara real time.

Melalui sistem ini, pemerintah bisa mengetahui ketersediaan bahan pangan, termasuk stok telur, daging, dan sayur di setiap dapur.

“Lewat digital dashboard ini nanti bisa terlihat stok bahan seperti telur atau daging di setiap dapur. Jadi kita bisa antisipasi lebih cepat jika terjadi kekurangan,” tutupnya. (REE)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version