Samarainda, Kaltimetam.id – Naiknya tarif transportasi menjelang Hari Raya Idul Fitri 2023 menjadi penyumbang inflasi periode April 2023. Meski demikian, menurut catatan Bank Indonesia (BI), nilai inflasi periode bulan ini masih lebih rendah dari periode bulan lalu.
Dari catatan BI, Inflasi Gabungan dua Kota IHK di Kalimantan Timur (Kaltim), yaitu Kota Samarinda dan Kota Balikpapan pada April 2023 sebesar 0,42 persen (month-to-month/mtm). Lebih rendah dari bulan sebelumnya, sebesar 0,59% (mtm).
“Berdasarkan kelompok pengeluarannya, andil inflasi utamanya bersumber dari kelompok transportasi, sementara inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau terpantau lebih rendah,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim Ricky P Gozali dalam siaran tertulisnya.
Ricky menjelaskan nilai inflasi yang terjadi pada hari besar keagamanaan nasional (HKBN) Idul Fitri 2023 lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tidak terlepas dari upaya TPID dalam melaksanakan program-program pengendalian inflasi.
“Pengendalian inflasi dilakukan melalui kerangka 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif di Provinsi Kalimantan Timur,” terangnya.
Jika berdasarkan kelompok, transportasi mengalami inflasi sebesar 1,59 persen (mtm) atau memberikan andil sebesar 0,21 persen (mtm). Peningkatan inflasi kelompok ini bersumber dari kenaikan tarif angkutan udara seiring tingginya permintaan tiket pesawat untuk arus mudik Idul Fitri.
“Pada bulan April 2023, pelaksanaan mudik Lebaran sudah mengalami pelonggaran dibandingkan tahun lalu sehingga mobilitas masyarakat meningkat,”
Adapun, tekanan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau periode April 2023 tercatat melandai dibandingkan periode lalu. Inflasi kelompok ini tercatat sebesar 0,25 persen (mtm) atau memberikan andil 0,07 persen (mtm). Lebih rendah dari periode Maret 2023 yang mencapai 1,22% (mtm).
“Pendorong inflasi pada kelompok ini disebabkan oleh berlanjutnya kenaikan harga komoditas beras seiring dengan penyesuaian harga beras di level nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah. Selanjutnya, rokok kretek filter juga menjadi pendorong inflasi dikelompok ini dikarenakan penyesuaian harga cukai rokok oleh pemerintah,” terangnya.
Dalam menjaga stabilitas inflasi di Provinsi Kalimantan Timur, TPID se-Kalimantan Timur melakukan optimalisasi program pengendalian inflasi untuk terus mengantisipasi kenaikan harga komoditas pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). TPID secara rutin melaksanakan sinergi secara aktif baik Provinsi serta Kota/Kabupaten dalam melakukan berbagai upaya program pengendalian inflasi. Untuk menjaga keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan TPID Kota Samarinda melaksanakan program Gerakan Pangan Murah sebanyak 10 kali di beberapa kelurahan hingga HBKN Idul Fitri 1444 H.
Selain itu, pelaksanaan operasi pasar melalui SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) terus dilakukan baik di Kota Samarinda dan Kota Balikpapan. Lebih lanjut untuk penguatan komunikasi, TPID Provinsi Kaltim melaksanakan program Ulama Peduli Inflasi pada 28 Maret 2023 lalu di Masjid Baitul Muttaqien Islamic Center Samarinda. Kegiatan Ulama Peduli Inflasi mendapat dukungan dari Gubernur Kaltim Isran Noor kepada masyarakat yang ditindaklanjuti dengan talkshow di radio mengenai bersama MUI Prov. Kaltim dan Bank Indonesia Kaltim.
“Ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus solid agar inflasi tetap terkendali. Inflasi yang terkendali diharapkan dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur menuju Masyarakat yang lebih sejahtera,” tukasnya. (DYS/RTA)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id