Samarinda, Kaltimetam.id – Jasa keuangan pada awal tahun ini, masih tetap terjaga kinerjanya. Begitu pula dengan performa intermediasi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) tetap tumbuh kuat.
Dari hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), stabilitas sektor jasa keuangan dan kinerja intermediasi LJK masih menunjukkan tren positif. Hasil ini dinilai dapat berkontribusi mempertahankan kinerja perekonomian nasional di tengah masih tingginya ketidakpastian global.
Jasa Keuangan Terbantu Ekonomi Global
Kepala OJK Kaltim, Made Yoga Sudharma mengatakan, kinerja perekonomian global di awal 2023, secara umum berada di atas ekspektasi khususnya di AS dan Eropa. Terutama pada sektor tenaga kerja yang persisten, dan indikator sektor riil lainnya bergerak positif.
Selain itu, pembukaan perekonomian Tiongkok pasca-pandemi juga meningkatkan optimisme, bahwa resesi global dapat dihindari.
“Namun demikian, pengetatan kebijakan moneter global diperkirakan terus berlanjut seiring penurunan inflasi yang lambat. Selain itu, harga komoditas yang terus turun perlu dicermati,” ucapnya dalam siaran tertulis yang diterima Kaltimetam.id, Selasa (28/2/2023).
Baca berita terkait lainnya: Daya Beli Masyarakat Disebut Jadi Kunci Pemprov Kaltim Hadapi Resesi Ekonomi
Neraca Perdagangan Lanjutkan Tren Positif
Di tengah dinamika global tersebut, indikator perekonomian domestik terpantau tetap solid. Neraca dagang melanjutkan surplus di Januari 2023, begitupun Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur juga terus berada di zona ekspansi dalam kurun waktu 17 bulan terakhir.
“Optimisme dan konsumsi masyarakat juga mencatatkan perbaikan yang terkonfirmasi dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen dan Indeks Penjualan Ritel,” terangnya.
Kredit Perbankan Tumbuh
Sementara itu, untuk kredit perbankan pada Januari 2023, tumbuh sebesar 10,53 persen (year-on-year/yoy) atau menjadi senilai Rp6.310,88 triliun. Penguatan kredit tersebut utamanya ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja yang masing-masing tumbuh sebesar 12,61 persen (yoy) dan 10,03 persen (yoy).
Secara month-to-month (mtm), nominal kredit perbankan Januari 2023 turun 1,75 persen, sebesar Rp112,68 triliun, yang merupakan siklus normal yang sering terjadi pada awal tahun.
Baca berita terkait lainnya: Kredit Pertambangan Lanjutkan Tren Positif
Dana Pihak Ketiga Turun Sedikit
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Januari 2023 tercatat tumbuh sebesar 8,03 persen (menjadi Rp7.953,8 triliun, dengan giro sebagai penggerak utama. Secara mtm, DPK Januari 2023 turun 2,45 persen atau turun sebesar Rp199,77 triliun.
Likuiditas industri perbankan di awal 2023 ini masih di atas threshold dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) pada Januari 2023 masing-masing tercatat sebesar 129,64 persen dan 29,13 persen. Jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Baca berita terkait lainnya: Kredit Rumah Tangga Naik Dua Kali Lipat
Risiko kredit di awal 2023 terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) perbankan sebesar 0,76 persen dan NPL gross sebesar 2,59 persen. Poin ini menunjukkan nilai NPL masuk dalam kategori memuaskan. Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 pada Januari 2023 terus mencatatkan penurunan menjadi Rp435,74 triliun dengan jumlah debitur yang menurun menjadi 2,02 juta nasabah.
“Untuk posisi devisa neto (PDN) tercatat sebesar 1,51 persen, meningkat dibandingkan Desember 2022 dengan 1,23 persen, jauh di bawah threshold 20 persen. Lalu untuk Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan menguat menjadi sebesar 25,93 persen dibandingkan Desember 2022 dengan nilai 25,63 persen,” tukasnya. (DAD/RTA)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id
Baca berita terkait: Wagub Hadi Pegang Daftar Perusahaan “Nakal” yang Enggan Kerjakan Program CSR