Samarinda, Kaltimetam.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda telah memiliki alat untuk memonitor kondisi gempa bumi, kondisi cuaca di beberapa wilayah termasuk titik hotspot. Alat yang berbentuk layar TV tersebut merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menunjang kinerja BPBD Kota Samarinda.
“Alat ini disebut dengan monopad yakni monitor dengan layar sentuh yang saat ini digunakan di ruang Pusdalops,” terang Kepala Pelaksana BPBD Kaltim Agus Tianur melalui Kepala BPBD Kota Samarinda Suwarso, Selasa (31/10/2023).
Suwarso menuturkan, adanya Monopad ini juga dapat mengetahui deteksi getaran gempa hingga berdampak ke wilayah mana saja.
“Contohnya gempa yang terjadi di Mahakam Hulu beberapa waktu lalu dengan alat ini kita bisa mengetahui ternyata dampaknya bisa dirasakan di Samarinda,” jelasnya.
Pihaknya juga menyebut dengan hadirnya Monopad itu, BPBD Kota Samarinda lebih cepat dalam hal memantau tingkat perkembangan Badan Metrologi Kimia dan Geofisika (BMKG) termasuk informasi lain yang berasal dari media sosial.
Sebagai informasi, hingga Oktober di Kaltim sendiri, kasus Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Bumi Etam terbilang tinggi. BPBD Kaltim mencatat selama 10 bulan sepanjang 2023, ada 550 kasus tersebar di 10 kabupaten/kota.
Kaltim berstatus siaga bencana kekeringan, Karhutla, dan dampak cuaca buruk, terutama dari Agustus-Oktober 2023 selama musim kemarau. Hal itu tertuang dalam SK Gubernur Kalimantan Timur Nomor: 100.3.3.1/K.620/2023 yang dirilis pada (21/9/2023) lalu.
BPBD Kaltim menjadi pihak yang dituntut sigap bergerak untuk mengatasi dan mencegah meluasnya bencana. Terlebih ada 550 kasus kebakaran hutan dan lahan di Kaltim sepanjang tahun 2023 ini.
(adv/bpbdkaltim/dc)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id