Ancaman Kebakaran Hutan, BMKG Temukan 183 Titik Panas di Kalimantan Timur

Samarinda, Kaltimetam.id  – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap temuan yang mengkhawatirkan di Provinsi Kalimantan Timur. Dalam pantauan selama Minggu kemarin, BMKG mendeteksi sebanyak 183 titik panas yang tersebar di beberapa kabupaten, menjadi indikator awal potensi kebakaran hutan dan lahan.

“Titik panas sebanyak ini terpantau sepanjang hari Minggu kemarin mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA,” ungkap Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi BMKG Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman-Sepinggan Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Senin (6/11/23).

Peta sebaran titik panas tersebut mencakup lima kabupaten di Kalimantan Timur, dengan Kabupaten Kutai Timur mendominasi dengan 76 titik panas, disusul Kabupaten Berau (40 titik), Kabupaten Kutai Barat (32 titik), Kabupaten Kutai Kartanegara (30 titik), dan Kabupaten Paser (5 titik).

Informasi terkini mengenai sebaran titik panas telah disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi dan kabupaten masing-masing untuk mendukung tindakan penanganan.

“Kami mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan, termasuk dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan dan tidak melakukan pembakaran untuk membuka atau membersihkan lahan,” ucap Diyan.

Sedangkan detail sebaran titik panas menunjukkan Kabupaten Paser memiliki lima titik panas yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Batu Sopang (1), Muara Samu (3), dan Tanjung Harapan (1).

Di Kabupaten Kutai Barat, terdapat 32 titik panas yang tersebar di tujuh kecamatan, yaitu Bongan (3), Dilangputi (2), Jempang (9), Melak (2), Muara Lawa (3), Muara Pahu(8), dan Penyinggahan (5).

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki 30 titik panas yang menyebar di sepuluh kecamatan, termasuk Loa Janan (1), Sebulu (1), Muara Wis (1), Muara Muntai (5), Muara Kaman (10), Muara Badak (1), Kota Bangun (1), Anggana (1), Tenggarong Seberang (1), dan Kembang Janggut (7).

Situasi ini memerlukan tindakan cepat dan koordinasi antarbadan, termasuk upaya pencegahan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat demi menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah potensi kebakaran hutan dan lahan. Dengan musim kering yang berkepanjangan, pengawasan dan respons yang efisien menjadi sangat penting dalam menjaga keamanan wilayah Kalimantan Timur.

(adv/bpbdkaltim/ina)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id