Tenggarong, Kaltimetam.id – Bukan perkara mudah mentransformasikan pelayanan berbasis manual ke digital. Kesulitan inilah yang sempat dirasakan pengurus Desa Bhuana Jaya Tenggarong Seberang. Dahulu, para pegawai enggan menggunakan absensi digital. Sekarang, para pengurus desa menjadi ‘pelatih’ desa lain menggunakan sensor sidik jari tersebut.
“Awalnya, banyak pegawai menolak menggunakan absensi digital karena tidak tahu cara mengoperasikannya,” kata Sekretaris Desa Bhuana Jaya, Suwondo, 10 November 2023.
Ia pun membeberkan pengoperasian absensi digital. Pegawai desa hanya bisa mengisi absensi kehadiran melalui ponsel pintar dalam radius 30 meter dari kantor desa. Hal ini dilakukan untuk menghindari kecurangan pengisian absensi. Absensi digital yang dimulai sejak 2020 lalu itu pun hasilnya pun cukup memuaskan.
“Desa Buana Jaya pun menjadi desa pertama yang menerapkan absensi digital di Kukar,” ungkapnya.
Melalui inovasi yang di terapkan pemerintah desa, turut membawa prestasi, pada 2022 lalu. Desa Buana Jaya berhasil meraih status desa digital dan berinovasi dari Kementerian Komunikasi dan informatika.
“Prestasi itu juga memotivasi kami agar membuat perubahan dalam pelayanan administrasi kepada masyarakat. Rencana semua administrasi desa ke depan akan berbasis digital,” ucapnya.
Melihat keberhasilan itu, desa tetangga mulai melirik sistem ini. Kini, giliran Desa Bhuana Jaya yang melatih sistem ini ke desa tetangga. Di Pemerintahan Desa Mulawarman di Tenggarong Seberang dan Desa Embalut di Kecamatan Sebulu.
“Kami coba bantu desa tetangga untuk menerapkan absensi digital,” tandas Suwondo. (Yyk/Advertorialdiskominfokukar)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id