Samarinda, Kaltimetam.id – Populasi pesut Mahakam (Orcaella brevirostris), mamalia air langka yang hanya ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, terus mengalami penurunan drastis. Dari ribuan populasi global yang masih eksis, kini hanya tersisa sekitar 60 hingga 80 ekor di perairan Mahakam. Kondisi ini menempatkan pesut Mahakam dalam status kritis dan mengundang sorotan tajam dari legislatif.
Anggota DPRD Kaltim, Sarkowi V Zahry, menyatakan keprihatinannya atas menurunnya jumlah pesut tersebut. Ia mengatakan bahwa penyebab utamanya adalah gangguan terhadap habitat alami mereka, yang semakin parah akibat intensitas aktivitas manusia, khususnya lalu lintas tongkang batubara di sepanjang aliran sungai.
“Pesut itu makhluk yang sensitif. Hidupnya sangat bergantung pada ketenangan dan kualitas perairan. Jika setiap hari mereka harus menghadapi kebisingan dari kapal dan tongkang, maka lama-lama mereka tidak bisa bertahan hidup,” tegasnya.
Ia mengungkapkan bahwa meskipun berbagai aturan konservasi sudah tersedia, baik dalam bentuk peraturan pusat maupun daerah, pelaksanaannya di lapangan sangat lemah. Akibatnya, kawasan yang seharusnya menjadi habitat pesut tetap dimasuki oleh aktivitas industri berat.
“Peraturannya ada, kawasan konservasi juga sudah ditetapkan. Tapi kenyataannya, tidak ada pengawasan yang tegas. Tongkang dan kapal masih lalu-lalang tanpa kendali. Ini bukti lemahnya komitmen terhadap konservasi,” katanya.
Sarkowi menambahkan bahwa penurunan populasi pesut Mahakam bukan hanya persoalan ekologi, tetapi juga mencerminkan kegagalan pemerintah dalam menjaga aset hayati yang menjadi kebanggaan daerah. “Ini bukan sekadar soal lingkungan. Ini soal harga diri kita sebagai bangsa yang punya tanggung jawab melestarikan satwa endemik,” lanjutnya.
Ia juga menilai bahwa jika tidak ada langkah cepat dan tegas, maka nasib pesut Mahakam akan segera menyusul jejak hewan endemik lain yang telah punah.
“Kita harus belajar dari kepunahan spesies lain. Jangan sampai terlambat dan hanya bisa menyesal,” ujarnya.
Menurut Sarkowi, keberadaan pesut Mahakam sangat penting, bukan hanya sebagai bagian dari ekosistem sungai, tetapi juga sebagai identitas ekologis Kalimantan Timur. Ia mengatakan bahwa menjaga pesut sama artinya dengan menjaga warisan budaya dan alam yang tidak bisa digantikan.
“Pesut Mahakam adalah bagian dari kita. Jika mereka hilang, kita kehilangan bagian penting dari identitas kita sebagai masyarakat sungai,” tandasnya. (Adv/DPRDKaltim/SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id