Jaga Silaturahmi dan Persaudaraan Melalui Tradisi Beseprah di Kukar

Kutai Kartanegara, Kaltimetam.id – Pelaksanaan Erau Adat Pelas Benua 2022 tidak lepas dari sejumlah rangkaian tradisi yang akan dilakukan selama Erau berlangsung, salah satunya adalah Beseprah.

Beseprah atau duduk bersila diatas tikar sambil makan bersama adalah salah satu tradisi dimana semua elemen masyarakat berkumpul untuk makan bersama.

Kalangan pejabat, kerabat kesultanan termasuk Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-XXI Sultan Aji Muhammad Arifin, hingga ribuan masyarakat memadati jalan di depan Museum Mulawarman, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar) pada Kamis (29/9/2022) pagi.

Terpal biru yang dilapisi kain dibentangkan di Jalan Tepian Pandan untuk digelarnya tradisi Beseprah.

“Ini sudah ada sejak dulu, menyatu antara rakyat dan raja. Rakyat sangat antusias, masyarakat dari mana pun kita terima. Apalagi ada IKN yang berbudaya,” Ujar Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-XXI, Aji Muhammad Arifin saat ditemui awak media pada Kamis (29/9/2022) pagi.

Sultan Aji Muhammad Arifin mengatakan bahwa tradisi Beseprah sudah ada sejak dulu, mulai dari abad ke-13, masa kepemimpinan Raja Aji Batara Angung Dewa Sakti.

Beseprah dikenal dengan makan bersama yang dilakukan setiap pelaksanaan Erau. Berbagai jenis masakan khas Kutai pun disajikan, mulai dari nasi kuning, nasi kebuli, kelepon, botok, putu labu, sanga hubi (ubi goreng), dan jenis kuliner lainnya.

Dulu, Beseprah dilakukan oleh setiap sultan yang berkuasa. Tradisi ini hadir sebagai jamuan persembahan bagi rakyatnya. 

Beseprah juga menjadi simbol harapan dan doa dari Sultan agar menjadi pemimpin yang selalu mengayomi masyarakatnya. Acara Ini merupakan lambang keinginan Sultan untuk membaur bersama rakyatnya.

Di era yang modern ini, Beseprah menjadi ajang silaturahmi dan membangun persaudaraan antar elemen masyarakat di Kukar.

Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono menambahkan, kegiatan Beseprah menunjukkan kebersamaan yang terjalin antara pemerintah dan masyarakatnya.

“Ini momen yang sakral tapi berkah untuk kita semua. Semoga kebersamaan ini menunjukkan bagaimana pemerintah yang memimpin dengan masyarakat bisa bersatu, termasuk dengan kesultanan,” Tutupnya.